Jenuh (Part 2)


Obrolan / Sunday, November 13th, 2011
http://remaja.suaramerdeka.com

Ini curcol soal kejenuhan dengan seseorang. Kejenuhan itu ternyata efeknya buruk banget saudara-saudara.. Hemm…cerita darimana ya, yang gak berkesan alay, drama atoo “gampangan’? Oke. Gini deh, punya temen dekat dengan yang terpisah jarak geografis itu ternyata membuat jenuh. Kita beriteraksi melalui telepon dan sms setiap hari. Hampir tidak ada bagian dari hari-hari masing-masing yang luput dari obrolan-obrolan kita. Awalnya sih baik baik saja, karena memang pertemuan alias copy darat memang belum bisa dijadwalkan dalam waktu dekat. Sungguh sulit. Namun seminggu terakhir, kebosananku sudah sampai di ubun-ubun, dan dampak dari situ jelek banget. Kangen kali sebenernya asal muasalnya. Aku menjadi sangat sensitif, emosional, curigaan dan gak pernah nyaman dengan apapun yang ia lakukan. Bodoh sekali ya.. Tapi kenyataannya memang begitu.. Hiks..

Tiba-tiba saja hal yang sebelumnya bukan masalah pun menjadi masalah dan tiba tiba juga aku jadi sangat capek sama semua ini. Aku sebenarnya juga terganggu dengan sikapku sendiri, apalagi dia!! Awalnya dia berusaha santai dan semua dibawa becanda, tapi aku gak puas dengan respon begitu dan akhirnya bersikap seperti mengintimidasi.  Akhirnya jadi ribut karena semua jadi emosi. Gak tau deh, kalo ditinjau dari sisi psikologis ini masih masuk kategori normal apa gak.

Cuman yang jelas aku belajar dari sini, sebuah hubungan apapun nama dan bentuknya tapi terpisah karena jarak itu sangat tidak mudah. Komunikasi yang katanya jadi kunci semua interaksi manusia ternyata tidak selalu mempan digunakan pada semua kondisi. Pantas saja, Islam mewajibkan ada silaturahmi secara langsung. Kata hadits, silaturahmi itu memperpanjang umur. Dan emang bener, mau dibawa santai, digampangin atau gak dipikirin sekalipun, jarak itu merupakan satu kendala yang besar.  Kalo stress karena ini, emang bakal bikin cepet mati! Tidak ada yang lebih berharga dari pertemuan fisik. Semua tips yang sering didengungkan di artikel, media komunikasi dengan teknologi tinggi sekalipun tidak bisa menggantikan arti nyata kehadiran seseorang.

Dan aku nyaris menyerah untuk ini..

Hits: 270
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *