Then, every bos has their own style!!


Opini / Thursday, December 6th, 2007

Kemarin pagi, HP-ku berdering, tampak nama eks kantorku muncul di layar. Diujung sana; satu suara yang sudah akrab denganku menyapa tanpa basi-basi.

“Jeng, waktu lu mo resign, emang lu disuruh bikin makalah ?”
“What..??”, kataku…
“Iya,..makalah”,..Kan gini, lu tau kan si Neneng (upss…palsu) dia kan resign sebulan abis lu tuh..Nah, ternyata ada sedikit gonjang-ganjing, karena itu dia disuruh bikin makalah sama si Babe
“Waduh, gue gak tuh!”…” Ada juga gue ujug-ujug ngajuin resign, mana sempet lah mikin makalah, emang mo lulusan sarjana!”…
“Tapi kata si Babe, waktu lu mo cabut,..lu juga bikin makalah”
*bingung*

Lah,.. its not a weird thing, bukan?! Bisa jadi si big boss punya pertimbangan lain yang diterjemahkan beda oleh para kurawa-nya. Lagi pula sebenarnya buatku ini hal remeh-temeh yang tidak penting. Tapi, mungkin performa & wibawa si boss yang “katanya” semakin menciut dimata sebagian anak buahnya membuat hal-hal kecil seperti itu seolah “menjatuhkan” dia. Ditambah sisi-sisi pribadinya yang memicu rumor-rumor disertai turn over yang lumayan tinggi selama satu tahun ini semakin memanjangkan daftar dosa si boss.

Bukan itu saja, aku juga disodori berita lain kutipan pembicaraan si big boss itu, dengan my eks manajer. Sang bis boss bilang ke si manajer, kalo aku resign karena tidak suka dengan si manajer. Pak Manajer membalas kalau aku yang justru tidak suka dengan gaya kepemimpinan Sang Big Boss. OMG! Jika itu benar, aku pasti akan merasa sudah berhasil melakukan politik devide et impera! Hahaha…Tapi okelah… sebagai eks karyawan yang pernah di-assesment dengan nilai Exceed Requirement, tentu saja aku akan memberikan klarifikasi layaknya artis memberikan konfrensi pers jika diperlukan 😛

Jujur, ada sisi di mana si big boss membuatku merasa lebih “nyambung”, pemikirannya yang terkadang extra ordinary membuatku kagum, terkadang juga aku bisa ngobrol asyik dan gaul layaknya seoarang teman dekat. Kurangnya, ada bagian lain yang tidak aku temukan selayaknya buku-buku manajemen yang pernah kubaca menyebutkan (hehehheh…) He is over perfeksionis and sometime less appreciate to some of his staffs has done. *Smile Pak!!* u’r always be one of my best teacher. Sementara Pak Manajer kuakui memang pernah membuatku bete bukan kepalang, merasa diperlakukan kurang adil dengan load pekerjaanku, kurang “menyentuh yang bawah”, merasa “dibiarkan” di banyak hal dimana seharusnya dia involve penuh serta support personal yang minim. Namun, secara pribadi beliau adalah pribadi Jawa yang menyenangkan, penuh permakluman dan pengertian, tidak panikan, tidak grasak grusuk dan sistemastis dalam planning.

Ah, tapi lepas dari semua itu.. alasan resign tentu saja bukan karena hal-hal diatas, keputusan itu sudah bulat meski diambil dengan deraian air mata. Petualangan baru, dunia baru, tantangan baru adalah yang sampai saat ini masih penting buatku. Meski hanya 17 bulan (6 Februari 2006 – 30 Juni 2007), PALYJA sudah memberikan keluarga baru, sahabat-sahabat terbaik dan kenangan-kenangan yang tersimpan rapih di memoriku.

Jadi ingat sebuah quote “people left the boss, not the company”, untuk menunjukkan besarnya pengaruh bos. Benar tidaknya, kantorku yang sebelumnya lagi malah dalam bulan Desember 2007 ini saja bagian Riset-nya (divisi-ku) kehilangan 4 anggota dari sekitar 8 orang tim-nya bersamaan, nyaris seperti transmigrasi bedol desa. Herannya hanya bagian ini saja yang setiap tahun kehilangan orang-orang terbaiknya. Dipertanyakan? Faktor bos, kah ? Hemm,..Off the record…

Hits: 847
Share

One Reply to “Then, every bos has their own style!!”

  1. Hahaha…makalah! bener2 ya vika ur eks big bos is one of a kind…
    Terus jadi dibuat gak tuh makalah sama temen elo vik?
    Ivo
    Ps. samasamaalmunipalyjayangjugakenalekssamabigbossnyavika

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *