Ada yang hilang dalam diri sendiri akhir-akhir ini. Pertama, nyaris tidak pernah traveling yang jauh-jauh hampir satu tahun lamanya. Kedua, hidup kayak robot. Pergi subuh, pulang malam dan melakukan pekerjaaan yang (sangat) menjemukan. Ketiga, miskin kreativitas!! Entahlah, karena ini Oktober dan saya lagi berulang tahun dan kian tambah dewasa (baca:tua) yang kesemuanya menimbulkan pertanyaan baru: Am I in a crisis of midlife?! Tiba-tiba (eh, gak tiba-tiba juga sih) saya mempertanyakan kembali tujuan hidup saya. Benarkah saya harus menjalani masa depan (bahkan mungkin) hingga pensiun di satu lembaga keuangan di Indonesia (katanya) terbesar sejagat Indonesia Raya. Benarkah saya masih mengejar karir yang -bukan saja harus dikejar dengan kerja super keras- tetapi juga harus “pendekatan” dengan para pemangku posisi strategis plus plus mengikuti politik politik kantor yang bagi saya sangat tidak menarik. Jauh lebih menarik mengamati tingkah pola (lucu) politikus asli kita di gedung bundar sana.
Ada pula saat saya merasa bingung. Ini kemunduran atau kemajuan?! Di satu sisi tentu saja ini kemajuan. Saya belajar dunia yang totally baru dari yang sebelumnya. Prinsip saya, bekerja adalah sekolah. Ilmu baru, teman baru, keluarga baru. Namun di sisi lain, saya pernah melakukan banyak hal yang lebih besar, lebih penting bahkan lebih strategis dari ini. Tentu saja dengan teknologi yang lebih sophisticated. Dan ini sebagai keroco baru, saya harus memulai semua dari bawah. Oke, fine! Tapi itu menyiksa. Bukan karena saya enggan mulai dari bawah, tapi karena situasinya yang tidak mendukung saya untuk bebas bereksplorasi. Aduh maaf, saya mulai sombong… Saya dibebani pikiran bahwa saya harus melakukan hal yang terbaik sebagai seorang profesional meskipun kian hari semuanya kian menjauh dari kata hati. Terbayang pula rencana-rencana saya di 2016 yang nampaknya sulit terealisasi jika jalan yang ini tetap saya pilih.
Kemudian, pada satu masa ketika saya sudah merasa cukup dari banyak sisi. Maaf, jangan bilang cukup dari sisi materi, karena tanpa bersyukur seberapa pun yang kita punya rasanya selalu tidak cukup. Cukup dikelilingi kasih sayang keluarga, teman dan sahabat terbaik yang selalu ada di garda depan. Tapi di sisi lain saya merasa belum punya banyak manfaat buat orang banyak. Padahal sejatinya arti hidup terbaik adalah berbagi. Right?! Lah, saya sudah ngapain? Ngasih sumbangan “doang”? Hehehe…Kasian deh gw…
Pertanyaannya kembali berulang. Am I on the right track? I think I am not! But tidak pernah ada kata terlambat, kan? Kata seorang sahabat, pun tidak ada yang namanya kesalahan, karena definisi kesalahan yang sebenarnya adalah pembelajaran. Dan hidup ini pilihan. Saya ingin mengembalikan pilihan hidup saya pada Tuhan. Semua keputusan ada baiknya dan selalu ada konsekuensi buruknya. Saya sudah sampai pada satu kesimpulan. Hidup saya tidak disini. Ini adalah batu singgahan pembelajaran, cobaan dan tentu saja latihan kesabaran. God, bring me back my passion… I want to face monday with bright smile and a fully charge energy….
Ada satu kutipan dari satu tokoh, begini: Berbeda dengan orang pintar, orang idiot percaya bahwa kreativitas adalah syarat mutlak untuk mencapai kekayaan finansial. Kreativitas tidak muncul saat kita sedang dan serius, kreativitas muncul saat kita sedang bersantai dan bersenang-senang. Cari waktu luang, pergilah ke tempat favorit Anda bersama-sama teman-teman terbaik Anda dan bersenang-senanglah. *So, Am I idiot as well ? *btw, libra memang suka galau.
Thanks for the birthday wishes. Surprisingly I still got some wishes at the mid night and early morning of October 11 *beside automatic greetings from my hospital, credit card, insurance, job mailing list and some discount cards merchant. Hahahaha..
Wow, it’s kinda privilege to read this hidden confession of confusion. I got what you wrote Mba. Aku juga merasakan hal yang sama. You are not alone Mba. I am an idiot as well but I am happy with that. Yaaay!
Oh ya, “Saya ingin mengembalikan pilihan hidup saya pada Tuhan. Semua keputusan ada baiknya dan selalu ada konsekuensi buruknya. Saya sudah sampai pada satu kesimpulan. SAYA INGIN MENJADI PENJAGA TOKO BH DI SAN FRANCISCO..HOREEE”. Ayo kita ngopi2 lagi! Hahahhaa
hahahhaha…yuk…kita cari dulu toko BH yang buka lowongan yaa…