Kebelet pipis


Opini / Wednesday, July 1st, 2009

Dari jaman dulu, bisa dibilang frekuensi-ku ke toilet lebih sering dibanding manusia-manusia lain. Istilah kerennya, saya tuh beser banget. Sejauh ini sih tidak ada masalah dan saya pun merasa sehat-sehat saja. Tidak pernah pula saya coba mencari tahu apa penyebabnya. Menurut saya, ini semua masih dalam tahap yang normal tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari.

Toilet di kantor pasti sudah jadi teman baik, sementara letak toilet di beberapa mall besar di Jakarta yang paling sering kukunjungi juga nyaris saya hapal, sampai lorong-lorongnya. Jangan tanya soal WC umum di terminal atau di stasiun yang sering saya lewati. Itu pun pasti sudah diluar kepala. Agak jorok mungkin kedengarannya, tapi mau gimana lagi..daripada nahan pipis berjam-jam yang bisa membuat serasa mati berdiri, lebih baik saya pipis di tempat-tempat umum begitu. Makanya saya selalu sedia tissue dan cairan pencuci tangan instan di tas. Yah…buat jaga-jaga biar tetep hygienis meski gak bener bener hygienis. Untungnya selama ini saya belum pernah sampe nekad pipis di semak-semak atau belakang pohon, hihihi..  

Kata pakar kesehatan sering-sering menahan pipis dalam waktu yang lama akan berakibat tidak baik bagi ginjal.

Namun, saat-saat tertentu, ada juga masalah yang timbul dari “hobi” ini. Misalnya jika dalam perjalanan jauh. Repot kan kalo dikit-dikit mau pipis. Iya kalo jalannya pake kendaraan pribadi, bisa mampir dimana saja, tapi kalo perginya  dengan kendaraan umum kan nggak enak kalo harus dipelototin penumpang lain gara-gara minta berhenti. Belum lagi kalo kebeletnya di jalan tol yang nggak bisa asal berhenti.  Kalau kebelet di KRL yang nonstop, sejauh ini yang pernah saya tumpangin baru KRL Bogor-Jakarta  yang paling rata-rata 1 jam perjalanan. Untuk ukuran waktu 1 jam masih sangguplah saya tahan. Kalau bener-bener gak kuat lagi,  saya memilih turun di stasiun terdekat dengan resiko bayar tiket baru dan belum tentu kebagian tempat duduk lagi.

Ada beberapa kejadian lucu menyangkut urusan pipis-mempipis ini. Kalau cerita saya sering pipis di tempat karaoke bukan barang baru. Kebiasaan pipis ketika datang dan ketika pulang dari suatu tempat juga sudah lumrah. Beberapa kali kejadian saya harus ikhlas nahan pipis di tengah jalan tol, sementara tujuan masih lumayan jauh. Pernah juga saya harus berjuang “bertahan” dalam tol sejak Jagorawi hingga bandara Soekarno Hatta. Kalau jalannya lancar sih masih tidak begitu masalah, ini macet bangett dan rasanya sekujur badan sudah gemetaran gak jelas. Kejadian terakhir, masih menuju bandara, jalan tol ruarrrrrrrrrr biasa macetnya. Bukan hanya nahan pipis, saya juga harap-harap cemas takut ditinggal pesawat, karena waktunya sangat mepet. Padahal dari rumah aku sudah mempercepat keberangkatan dengan harapan bisa menikmati wifi gratis di salah satu kafe di bandara sebelum boarding.

Dalam posisi ini, perasaan saya campur aduk, berdebar-debar, cemas sembari nahan hajat yang luar biasa dan kesal!!  Kesal selain macet juga karena HP juga berkali kali bordering baik itu untuk urusan penting maupun tidak penting. Bagaimana kita bisa berbicara dengan baik jika kondisi lagi begitu? Akhirnya dengan sangat terpaksa beberapa telpon dari nomor yang kukenal kudiamkan saja, dengan asumsi toh nanti saya bisa menelpon mereka kembali. Namun kemacetan yang hebat itu tak dinyana justru membawa berkah. Ketika memasuki salah satu gerbang tol, ADA TOILET ! Yes! Saya pun berteriak histeris (dalam hati). Dengan malu-malu, muka memelas dan suara pelan (agar tidak ketahuan penumpang lain) saya memohon ke pengemudi bis untuk bisa mengambil jalur paling kiri dan membiarkanku lari sejenak ke toilet itu sementara menunggu kemacetan berakhir. Dan itu berhasil! HURAA.. Leganya luar biasa, kayak abis melahirkan anak kembar. Hahahaha..

Urusan lobi- melobi supir bis seperti diatas, sebenarnya juga bukan barang baru. Jaman kuliah dulu, Saya paling sering praktikum di Pelabuhan Ratu, Sukabumi yang jalannya berkelok-kelok dengan pepohonan besar di kanan kiri jalan. Kondisi begini memperparah beser-er kayak gue. Dengan memasang tampang mahasiswa susah karena kiriman pas-pasan, biasanya supirnya mau untuk berhenti jika sudah tak terhankan. Iya…kalo baru satu kali sih no problem, tapi kalo dalam sekitar 3-4 jam perjalanan bisa mengajukan proposal hingga 4 kali, udah kelewatan juga kali ye…hehehhe.. Tapi begitulah kejadiannya. Teman-teman pun sudah biasa dan dengan senang hati mau urunan beli pispot buatku jika memang dibutuhkan.

Ketika sempat liburan ke Bangkok tahun lalu, saya sempat pengen ngamuk sama pramuwisata kami. Ceritanya di jalan tol Bangkok-Pattaya Saya sudah kebelet pipis yang naujubillah hebatnya. Di tepi jalan  banyak sekali rumah makan baik kecil maupun besar dan beberapa pom bensin, tapi si pemandu enggan meminta supirnya untuk berhenti,karena dia bilang masih ada toilet yang lebih bagus di depan sana, mungkin ini atas nama pelayanan yang baik. Kesal luar biasa, secara gue sebenernya gak peduli mau bagus apa gak, gak liat apa muka gue udah merah kayak udang goreng mentega??? Herannya dia masih mencoba bercanda yang menurutku saat itu garing abisss… Dan ternyata.. yang dia maksud “di depan” itu ternyata di ujung jalan tol dan itu sudah nyaris masuk Pattaya yang berarti hampir dua jam dari awal Saya minta berhenti untuk pipis. Nyebelin, kan ? Memang sih pelayanan dia sebagai pemandu cukup baik, tapi tetep aja buat gue nilainya 3, baca : TIGA dari skala 10! Gak ngerti ini kondisi darurat ?

Ini jadi tips juga buat yang mau jalan-jalan, cari guide yang “mengerti” kondisi pelanggannya, genting dan penting apalagi menyangkut nyawa orang! Kebelet pipis itu menyangkut nyawa looo…!!

Oya, aku pikir “penyakit” ini hanya milik saya sendiri. Ternyata atasan Saya dulu (nama dirahasiakan) sebut saja namanya Pak Jacky, mengalami hal serupa. Dari ceritanya mampir di hotel-hotel ternama di ibukota buat dinner eh..buat pipis sudah menjadi hal biasa. Ini level beser-er yang lebih tinggi nampaknya. Kalo gue pipisnya di WC umum, beliau di hotel, man!! Pernah satu kejadian Saya dan beliau berniat meeting ke daerah Jakarta Pusat dari kantor kami yang berada di seputaran Jakarta Selatan. Tak disangka, ketika hampir sampai ke lokasi yang dituju, yang mau diajak meeting membatalkan rencana. Walhasil kami pun balik mundur. Tiba tiba di tengah jalan yang macet, beliau kebelet pipis. Hebatnya, mobil langsung diarahkan ke sebuah hotel berbintang 5 di seputaran Thamrin, dan pipislah kami disana. Oya, aku juga ikutan pipis, makanya jadi “kami”. :D. So perjalanan kurang lebih 2 jam muter-muter tersebut hanya diselesaikan dengan acara pipis di hotel bintang 5.

Untuk menghindari rasa tidak nyaman baik bagi diri sendiri dan orang lain, Saya akhirnya menerapkan beberapa aturan. Misalnya kalo cari kamar tidur sebisa mungkin di dekat kamar mandi. Alhamdulillah selama tinggal di mess kantor di Banda Aceh kamar Saya adalah yang aksesnya paling cepat ke tempat buang hajat ini. Kalau naik pesawat, sudah tidak jaman bagi saya duduk di dekat jendela, harus duduk di koridor, agar tidak menggangu penumpang lain jika harus bolak balik ke lavatory.  Pernah sih satu kali kejadian “terpaksa” duduk deket jendela dan lebih naasnya lagi, Saya sebangku sama dua orang big boss kantor. Duh, malu banget dikit-dikit ijin dan mereka terpaksa harus berdiri demi melewatkan aku. Terakhir, agar kantong kemih tidak penuh, setiap mau pergi kewajiban pertama HARUS PIPIS dan jangan sering-sering minum, gak perlu nurutin anjuran minum minimal 3 liter sehari. ^_^

 

Hits: 2104
Share

6 Replies to “Kebelet pipis”

  1. untuk ikut GoVlog-Umum ada persyaratan yang kurang, yaitu dalam posting hasrus ada capture twitter sebagai bukti sudah memfollow dan meng-hastag.
    mohon dilengkapi
    trim’s

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *