tentang satu hati


Cerita Cinta / Friday, September 19th, 2008

Lagi nginget-nginget, seumur hidup, berapa kali sudah jatuh cinta? Banyak kali yeee… tapi hanya 2-3 orang yang punya kesan paling mendalam. Dari 2-3 orang tersebut hanya satu yang hingga detik ini aku masih hapal mati luar kepala nomor HP-nya. Meskipun aku ditanya ketika masih dalam keadaan ngigau atau setengah bernyawa karena baru bangun tidur. Hahahah.. Meski emang gak jodoh, aku sama sekali tidak enyesal, coz banyak hikmah yang Allah tunjukkan ketika semua tamat.

Punya hubungan terakhir agak serius kayaknya sekitar tahun 2006. Mungkin gak jodoh.. (emang iya…),  dansejak itu aku bertekad kuat setengah mati, membentengi semua hati dengan beton-beton yang paling kuat sedunia. Tentu saja dengan alasan; gak mau sakit hati lagi. Padahal ada pepatah yang (tidak) bijak.. katanya kalo siap jatuh cinta, maka harus siap sakit hati. Ibarat dua sisi mata uang, dua hal tersebut adalah satu bagian yang seperti kancing cepret. Nempel kemana-mana

Lalu, ada juga cerita tentang hubungan gak penting dengan orang yang salah. Seperti cerita temanku ini. Herannya emang dasar gue bebal, setelah selesai, ya selesai aja. Gak pake acara nangis Bombay semalam suntuk. Karena aku merasa tidak ada perlu-nya melanjutkan semua ketidakjelasan dan tidak ada yang harus aku tuntut dari semua yang sudah dijalani. (“Halo, pak… rumahmu masih di Kedung Halang, Bogor-kah?” ) Walau demikian, dia adalah salah satu milestone paling penting dalam hidup gue. Aku bisa lupa dengan yang lain, tapi tidak dengan beliau itu. Makasih…you’re one of the great things happened in my life.

Kata orang, keledai yang konon hewan paling bego sedunia aja gak bakal jatuh ke lubang sama dua kali.Dan pepatah itu aku pegang rapat-rapat. Pengalaman buruk yang sama toh gak harus terulang dua kali. Tapi siapa nyana…ada masa dimana sebagai manusia biasa yang khilaf dan gak luput dari dosa (kata Ebiet G.Ade), itu terjadi lagi, dengan level dan grade yang mungkin lebih dari yang sebelumnya. Dan ternyata aku tetap perempuan sensitif yang ternyata (lagi) tidak bisa easy going sama semua masalah. Lagi-lagi, meski aku tau harusnya cinta itu indah, the most important part of that adalah : stupid and silly things.

Sedih ? Pasti.Menyesal ? Hmmm, tidak ada kata itu dalam kamus berjalanku. Capek ? ya, iyalah…. Capek hati maksudnya. Mencoba bersikap biasa seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa adalah hal yang maha sulit. Mencoba cuek apalagi. Mencoba sabar ? Selalu… tapi jika ada 5 kali percobaan, dipastikan 3 diantaranya adalah kegagalan L.

Kadang-kadang suka nangis gak jelas..ujug-ujug ngambek, dan ada muatan emosi yang meledak-ledak setiap saat karena I don’t know what to do.. Tentu saja kondisi begini merugikan semua orang, dirinya, teman-temanku, pekerjaanku dan yang lebih penting lagi adalah merugikan diriku sendiri.

Sampai-sampai hal-hal buruk menggerayangi pikiranku :

enak gak ketika kamu merasa jadi no body, ketika merasa jadi orang paling tidak penting, ketika merasa hanya “dimanfaatkan”, ketika merasa jadi orang yang “rendah”, ketika merasa jadi orang yang terbuang, ketika merasa hanya akan tercampakkan, ketika merasa hanya sebagai permainan… dan ketika merasa hanya sebagai alat pembunuh sepi…

Selalu kucoba, memuntahkan semua perasaan itu. Selalu, karena aku tau aku bukan perempuan biasa.Ah…ini masalah cemen..  Namun pun selalu tidak bisa (atau belum bisa?)

Tapi, thanks God…di tengah tengah semua gejolak dan emosi yang naik turun aku masih punya deretan teman-teman yang aku yakin sangat sangat menyayangi aku. Yang selalu mencoba membantuku meluruskan semua yg buruk menjadi baik. Dengan sejuta motivasi terselip untuk mendukung semua “perjuangan” yang aku lakukan. I love you, guys… Kalian adalah teman-teman terbaik yang pernah aku miliki.

Semoga, di tengah semua “keterpurukan” ini aku selalu bisa berdiri lagi. Kata satu buku yang aku baca, kebahagiaan dan kesusahan itu adalah satu bagian utuh yang bisa dipisahin. Aku percaya itu. Harus percaya.

Ya Allah..jangan biarkan semuanya sia-sia. Yakinkan aku akan ada satu titik kebahagian yang lebih hakiki di depan sana..

dini hari, 19 September 2008, karena gak bisa tidur..

Hits: 276
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *