Beberapa tahun lalu saya pernah “ditinggalkan” oleh seseorang yang saya cintai karena ia pergi dengan perempuan lain. Saya masih ingat kata-kata terakhir yang ia ucapkan: “aku tahu..kamu perempuan yang kuat”. Kata-katanya bertuah, karena ternyata itu bukan patah hati yang terakhir, masih ada urusan hati lagi setelah itu yang membuatku benar-benar belajar jadi kuat. *Loh, kok jadi curhat, kasian banget yah gw.. *
Kini, Saya menjadi sangat terbiasa dengan kasus-kasus perpisahan, patah hati dan kekecewaan akan cinta yang terjadi di sekitar saya. Dari kasus putus pacaran, kecewa dengan pasangan (suami/istri) hingga perceraian. Bahkan perceraian di lingkungan pertemanan saya sudah menjadi peristiwa yang tidak lagi istimewa alias sangat umum terjadi. Namun sayangnya, setelah saya amati banyak korban-korban baik yang putus pacaran atau perceraian tidak sepenuhnya bangkit dari kegagalan yang mereka alami. Istilah anak muda-nya terjangkit penyakit susah move on. Mungkin saya juga begitu, bahkan sampai sekarang masih ada sisa-sisa “gagal move on” di diri saya. Hahahaha.. Upss.. cerita belum selesai. Baca sampai habis yah!
Kondisi seperti ini lumrah dialami oleh semua orang, tapi kita tidak punya alasan berlama-lama merenungi nasib dan meratapi masa-masa terburuk itu. Sejujurnya saya prihatin, banyak orang yang sepertinya terlalu lama “berduka atau terlena” karena masa lalunya, hingga membuang waktu tanpa menghasilkan apa-apa yang signifikan. Saya sangat mengerti tidak ada orang yang bisa 100% move on apalagi dalam waktu yang singkat. Namun itu tidak bisa jadi alasan kita tidak punya prestasi atau achievement baru. Masa “berkabung” memang diperlukan bagi satu hati yang terluka yang bahkan waktu penyembuhannya berbeda-beda di setiap orang. Buat yang terbiasa berpasangan, perlu adaptasi dari perubahan kebiasaan dan keseharian. Namun di sela-sela “masa penyembuhan” itu, haruskah kita menghabiskan waktu dengan sia-sia?
Tahun 2012 adalah salah satu masa urusan hati yang paling berat yang pernah saya alami. Emosi yang naik turun, kondisi pekerjaan baru juga yang belum sepenuhnya stabil dan beberapa hal lain yang membuat semua campur aduk dan terasa lebih berat. Namun di sela-sela beratnya masa-masa itu, saya masih punya prinsip yang dari dulu saya pegang bahwa kegagalan saya di satu sisi tidak boleh jadi alasan kegagalan saya di sisi lain.
Justru kini terbuka satu ruang bagi saya untuk membuktikan kepada orang-orang (yang menyakiti saya) bahwa saya Insya Allah sangat bisa lebih baik tanpa (dia)/mereka. The best revenge is life well,.. Berat? Pasti! Apalagi komitmen ini kita buat dengan diri sendiri. Godaan dan tantangan emosinya banyak sekali. Tapi saya berkeyakinan, Tuhan selalu bersama orang-orang yang (belajar) sabar dan ikhlas serta selalu bersyukur. Yah, bagi saya ikhlas dan sabar itu sampai kapanpun wujudnya tetap belajar.
Saya akui saya tidak selalu mulus menjalani masa-masa yang sulit seperti juga terjadi pada banyak orang lain. Galau ya pastilah.. Namanya manusia. Tapi saya berupaya tidak menjadikan galau itu permanen dengan memenuhi kepala saya dengan pikiran-pikiran yang positif dan tindakan yang juga positif. Bukan dengan kebanyakan tidur dan membuang waktu tanpa menghasilkan apa-apa. Salah satunya dengan membuat target mau apa saya di bulan ini, target saya apa di bulan depan dan apa yang harus saya lakukan untuk mencapai semua itu.
Akhirnya semua itu membuat saya lebih kuat sekarang. Meski saya gak mau sombong kalau saya sudah 100% move on. Saya masih suka prihatin dengan orang-orang yang “senang” berlama-lama terjebak dengan masa lalu. Yuk, buka mata lebar-lebar, gali potensi diri sedalam-dalamnya. Kembangkan dengan segala cara, jangan buang waktumu percuma dengan hal-hal yang tidak signifikan hasilnya.
Di depan jalan masih panjang. Optimislah seperti matahari yang PASTI akan terbit di pagi hari. Smile 🙂
salam BLOGGER dan salam kenal dari blogger asal kota padang, sumatra barat.
maaf,saya masih Newbie
yozidahfilputra.blogspot.com
hmmmmm ….. lama rasanya tidak berkunjung di blog ini, kok hari ini tiba-tiba pengin ….. tau kabar ownernya (kok ndak telp aja), then I knew that she is fine …. 🙂 salam kenal saya baru belajar jadi nubi ….. miss you yah
cerita ini sangat dlm bt gue. thx vika.. semoga gw termasuk org yg tdk berlama2 ‘berkabung’