Selain Pulau Komodo, di Provinsi Kepulauan Riau tepatnya di Pulau Galang yang juga ada tempat yang diberi julukan World Culture Heritage oleh Unesco, Kampung Pengungsi Vietnam namanya. Kenapa disebut Kampung Vietnam? Di lokasi yang hanya seluas 1 kelurahan ini, pernah berdiam ribuan penduduk Vietnam yang mengungsi akibat perang saudara di negaranya. Lah, kok bisa sampe kesini? Konon para pendahulunya terdampar di pulau ini setelah berlayar menggunakan perahu besar berbulan-bulan lamanya.
Atas dasar kemanusiaan, pemerintah Indonesia bersama PBB kemudian berinisiatif menampung makin banyaknya pengungsi di satu lokasi. Kemudian dipilihlah Pulau Galang ini. Selama kurun waktu kurang lebih 20 tahun sejak 1979 mereka beranak pinak disini dan “menyulap” pulau Galang yang kecil menjadi “Vietnam banget”. Konon jumlah mereka sempat sencapai 200 ribu orang. Tentu saja setelah perang selesai, para manusia perahu ini dikembalikan ke negara asalnya. Meskipun sebagian besar diantara mereka menolak untuk kembali. Sebagai simbol penolakan itu, mereka membakar dan menenggelamkan perahu yang dulu digunakan untuk mengungsi.
Jika mampir ke Batam, jangan lupa melintasi jembatan Barelang, jembatan yang menghubungkan tiga pulau, yaitu Batam, Rempang dan Galang. Nah… di pulau terakhir itulah, kampung Vietnam ini berada. Lokasinya hanya sekitar satu jam dari pusat kota Batam. Memasuki gerbang tempat ini kita akan disambut oleh Pagoda Quan Am Tu, pagoda besar yang sepertinya masih cukup terawat. Karena letaknya sedikit di puncak bukit,kita bisa melihat pemandangan Pulau Galang di bawahnya.
Lebih ke dalam lagi, kita akan takjub dengan “fasilitas” yang tak ubahnya sebuah negara kecil. Dari sekolah, rumah sakit, gereja, pemakaman umum bahkan penjara! Uniknya semua tempat diberi nama dalam bahasa Vietnam dengan plang juga dengan huruf Vietnam. Bahkan dulunya, PBB mendirikan sekolah bahasa Inggris dan Perancis bagi anak-anak pengungsi.
Beberapa spot sepertinya dibiarkan tidak dipelihara. Barak-barak pengungsian sekaligus rumah nampaknya sudah mulai keropos dimakan usia. Gereja berornamen khas kayu nampaknya juga sudah mulai usang. Namun itu sama sekali tidak mengurangi nilai sejarah tempat ini. Di satu sudut teronggok sisa-sisa perahu yang tidak sempat dimusnahkan yang seolah menjadi saksi kisah tragis korban perang. Jangan lupa masuk juga ke dalam museum-nya. Bangunan yang difungsikan sebagai museum sejatinya adalah kantor UNHCR. Banyak barang-barang unik yang menjadi peninggalan pengungsi di tempat ini. .Selebihnya aura yang yang “bukan Indonesia” akan sangat terasa disini.
Walaupun bermula dari sebuah penderitaaan akibat kekejaman perang, setidaknya penduduk Vietnam yang pernah bermukim disini pernah merasakan kedamaian alam Indonesia.
keren
Camp Vietnam itu bisa dijadikan bukti kebaikan Indonesia, hehe. Blog saya juga punya tulisan tentang itu, http://www.safariku.com/2014/07/rongsokan-vietnam-yang-jadi-objek-wisata.html
Salam kenal. 😀