Mungkin selama ini, Arizona cuma terkenal dengan Grand Canyon-nya. Nah, jika Bogor punya kebun raya, Phoenix di Arizona juga punya kebun raya. Uniknya kebun raya yang bernama Desert Botanical Garden (DBG) ini, khusus mengoleksi kaktus dan tanaman-tanaman gurun. Tidak heran, karena Arizona -negara bagian ke-50 dan terluas ke-enam di Amerika Serikat- sebagian besar wilayahnya tertutup oleh gurun. Gurun yang terluas adalah Sonoran Desert yang menjadi pembatas antara Amerika Serikat dan Mexico yang mempunyai luas sekitar 260 ribu km persegi. Dengan kondisi demikian, wajar jika kaktus menjadi tumbuhan paling populer di Arizona.
Dari sebuah literatur yang saya baca, kaktus hanya bertambah tidak kurang dr 10 cm setiap tahunnya. Jadi, kalo tingginya sudah lebih dr 3 meter, coba aja hitung sendiri berapa umurnya. Oleh karena itulah, kaktus menjadi tumbuhan yang dilindungi di Arizona. Denda yang mencapai ribuan dollar akan dikenakan bagi mereka yang merusak kaktus yang menghiasi hampir tiap sudut kota. Jadi, kalau gak punya duit banyak, jangan coba-coba towel towel kaktus di Arizona. Namun, jika ingin memang kamu memiliki, satu pohon kaktus setinggi kurang lebih 3 meter, bisa dibeli hingg 100 ribu dollar. Woww!
Minggu lalu, saya sempat mampir ke Desert Botanical Garden ini. Lokasinya ditempuh hanya sekitar 30 menit dari kota Phoenix. Areal seluas 57 Ha ini merupakan kawasan khusus konservasi dan merupakan bagian dari Sonoran Desert. Ada 21 ribu jenis tanaman gurun dan 139 spesies disini. Sama seperti Kebun Raya Bogor, tanaman-tanaman di DBG juga diberi label nama, taksonomi dan sedikit penjelasan tentang hidupnya. Tidak itu saja, disajikan juga maket-maket kehidupan suku Indian penduduk asli Sonoran Desert. Pada akhir pekan, disini sering diadakan pertujukan di malam hari dengan hanya mengandalkan cahaya lampu dan lilin yang temaram. Arealnya juga dilengkapi dengan restoran dan tempat ngupi-ngupi santai dengan view yang sangat unik.
Ketika saya berkunjung, suhu cukup dingin untuk ukuran west Amerika, sekitar 15 derajat celcius. Kalau berkunjung lebih pagi, suhunya bisa mencapai minus 1-2 derajat celcius. Suhu ternyata mempengaruhi harga tiket masuk. Saat saya kesana, 1 orang dewasa dikenakan rata-rata USD 22 per kepala (USD 20 juta mereka yang di atas 60 tahun), tapi jika di musim panas yang suhunya hingga 40 derajat celcius, masuk ke tempat ini kita cuma dipungut USD 10 saja per orang.
Sebelum kesini, saya belum pernah melihat kaktus gede-gede sebanyak ini. Ternyata mengamati tumbuhan gurun serta bermacam spesies yang hidup dalam satu ekosistem gurun adalah sesuatu yang sangat unik. Sulit ditemui di negara tropis seperti kita. Dulu Saya kira gurun yang tandus nyaris tidak akan ramah terhadap kehidupan. Ternyata tidak begitu. Ekosistem gurun saling berkaitan dan saling menopang serta berperan bagi kehidupan seluruh mahluk hidup di gurun.
Nah, hal lain yang mengagumkan, sebagian besar volunteer yang menjadi Liasion Officer (LO) disini adalah mereka yang berusia lanjut. Mereka inilah yang menjelaskan seluk beluk kebun raya ini, Dari mereka, saya tahu bagaimana kaktus itu hidup berkompetisi untuk mendapatkan air yang membuat mereka tumbuh tidak saling berdekatan. Itulah yang membedakan gurun dengan vegetasi hutan tropis yang tumbuh sangat rimbun dan rapat. Para volounteer ini dapat dengan fasih menjelaskan berbagai spesies yang ada di dalam kebun.
Di tempat ini juga disediakan lokasi hiking yang langsung menuju perbukitan di Sonoran Desert. DBG membagi beberapa arealnya dalam bagian-bagian besar. Selain bagian nursery, pembagian didasarkan pada jenis vegetasi dan biota lain yang hidup di gurun. Ada bagian Desert Nature, Desert Living, Desert Discovery dan Desert Wildflower. Uniknya setiap bagian yang disebut “trails” diberi nama dengan tokoh-tokoh yang berjasa membangun DBG ini,
Seru sih, bagi saya ini sesuatu yang baru banget. Rasanya tidak terbayang jika gurun yang dalam pikiran kita gersang, tandus dan panas bisa punya keanekaragaman hayati yang hidup dalam siklus yang saling menopang satu sama lain. Memang jika dilihat secara jumlah, bangsa kita yang alamnya kaya ini punya keanekaragaman hayati yang jumlahnya jauh lebih besar dibanding Amerika Serikat. Namun, hebatnya mereka bisa mengelola sesuatu yang sedikit itu menjadi sebuah yang bernilai. Tidak saja memberi nilai ekonomi sebagai atraksi turis tetapi juga sebagai bentuk kecintaan terhadap alam karya Sang Maha Pencipta.
unik banget yaaa…
wah beragam banget ya jenis kaktusnya.
Dear Shu : Iyaa.. tapi enakan Kebun Raya Bogor kok.. Hehehe