Mimpi apa saya hingga bisa sampai di Las Vegas? Wah ternyata bukan mimpi. Saya kesana bulan lalu, bersamaan dengan masa karantina Miss Universe 2015. Dan, Alhamdulillah, cukup jadi Miss RT/RW saja saya sudah bisa main judi di Vegas. Upss! Jangan bilang-bilang Bang Rhoma loh! Hahahah.
Di Amerika, Saya dan keluarga tinggal di Arizona yang waktu tempuh dengan berkendara dari ke Las Vegas -yang ada di Negara Bagian Nevada- tidak lebih dari 5 jam. Cukup dekat, karena perjalanan yang nyaman dan infrastruktur yang bagus. Sepanjang jalan kita juga disuguhkan pemandangan perpaduan hutan kaktus dan pegunungan khas canyon yang keren banget. Tidak heran, karena kami memang melewati Taman Nasional Grand Canyon yang maha tenar itu. Sayang, hingga kali kedua ke Amerika, saya belum sempat kesana. Insya Allah next visit! Saat saya kesana, cuaca cerah, tapi jangan salah, di luar mobil suhu hanya berkisar 5-7 derajat celcius saja. Brrrr…
Satu jam menjelang Las Vegas, kami melewati Hooverdam. Ini adalah bendungan besar dan terkenal di Amerika yang dibangun pada 1931. Bendungan inilah yang mensuplai hampir seluruh energi listrik di Nevada, California dan Arizona. Uniknya, karena letaknya di tengah-tengah pegunungan membuat pemandangan di Hooverdam ini keren banget. Wajarlah, kalau tempat ini akhirnya jadi salah satu tujuan wisata di Nevada.
Tiba di Las Vegas, saya lumayan suprise, karena setiap sudut kota pasti ada Casino. Minimal slot machine (mesin judi) casino yang nyaris hadir bahkan di toko-toko kecil seperti Indomaret. Kami menginap di Hotel Harras pas di tengah Las Vegas Bouleverd pusat tourism. Posisi hotel yang strategis ini memungkinkan kita mampir ke tiap pusat keramaian dan hedonisme Vegas cuma dengan berjalan kaki. Jangan kaget, kalau semua (baca: SEMUA) hotel disini punya kasino. Saya sampai bingung, karena front office hotel pun menyatu dengan casino.
Beda dengan Casino di Macau, di Vegas semua pengunjung boleh berfoto-foto di dalam casino. Saya ikutan mencoba slot machine, mesin casino yang dibuat dalam berbagai tema, mulai dari kartun anak-anak, film-film tenar sampai ada mesin yang bernama Britney Spears, Katy Perry dan Jennifer Anniston. Meski gak menang, tapi gak juga kalah :p (mungkin kurang sajen) saya anggap aja ini main monopoli. Mainnya juga gak perlu keterampilan khusus, bener-bener semua tergantung luck. Kalau menang kita tinggal mencairkan sendiri uangnya ke ATM khusus casino yang banyak bertebaran. Sangat computerize!
Di beberapa bagian casino, selalu dijumpai tulisan : You Know When To Stop, dengan peringatan panjang lebar persis seperti peringatan bahaya di kemasan rokok. Yes, “berjudi” pun perlu kedewasaan. Dan yang pasti “kedewasaan” itu belum dimiliki sebagian besar masyarakat kita. Kalau model casino begini dilokalisasi-kan di Pulau Seribu. Bisa jadi banyak orang yang alih profesi menjadi penjudi. Yah, memang sih…hal begitu juga pasti ada di Las Vegas, hanya karena sudah menjadi atraksi turis, kondisi itu jadi tidak kentara.
Karena Las Vegas, sering juga disebut Sin City, gak heran di sepanjang bouleverd banyak cewek-cewek berpakaian minim yang menjajakan diri. Seriously!. Untungnya kemarin musim dingin, jadi pakaian mereka pun sedikit “tertutup”. Tapi kalau musim panas, wow… parade swimsuit Miss Universe bisa kalah rame deh.. Tidak itu saja, di tiap bagian jalan banyak box untuk meletakkan brosur yang isinya jualan penjaja seks komersial dari yang heteroseks hingga homoseks (bruuppp…@$#%@&%^&..). Belum lagi para mucikari di pinggir jalan dengan santainya memberikan kartu nama dan brosur “barang dagangannya”. And it is legal! Kebayang kalau beginian ada di Jakarta, gak cuma FPI yang demo abis-abisan, saya juga pasti ikutan demo! Hahahaa.
Nah, namanya juga Sin City. Makan pun disini wajib “berfoya-foya”. Las Vegas terkenal dengan makanan buffet all you can eat. Katanya kalau kesini wajib nyobain buffet-nya. Sekali buffet kita dipatok sekitar USD 20-25. Sebenernya gak mahal-mahal amat sih, karena standar makan di USA juga rata-rata USD 10 sekali makan. Saya sempet dibayarin dua kali makan di Flamingo dan Paris Paris. Sebenernya rugi sih, kalo ngajak gw makan di buffet beginian, soalnya gw makannya dikit. Hahahha.. Tapi gakpapalah, kapan lagi ke Vegas kan?!
Oya.. di Vegas hampir tiap hari ada konser artis-artis ternama. Saat saat saya kesana, beberapa tempat hiburan sedang menyiapkan konser Britney Spears dan Jennifer Lopez. Disini juga banyak digelar macam-macam show, mulai dari sulap hingga stand up comedy. Nah, gak cuma sebagai tempat “menambah dosa”, Vegas juga punya banyak museum menarik yang bisa dikunjungi. Cuma jangan heran, kalau lokasi museum-nya (lagi-lagi) menyatu dengan Casino!
Satu hal yang baru saya tahu, ternyata Las Vegas menghadirkan beberapa landmark miniatur dunia. Jangan kaget kalau disini ada Menara Eiffel, Patung Liberty bahkan Sphinx dari Mesir, dan jangan kaget lagi kalau isi bangunan-bangunan keren tersebut tetep, tidak lain dan tidak bukan; Casino! Lumayan lah bisa liat Eiffel KW super, sebelum beneran berkunjung ke Paris (Aaamin…) Dan saya bermimpi suatu saat Borobudur juga bisa hadir disini. Who knows?!
Terakhir, sama seperti San Francisco dan LA, satu yang paling menganggu alias merusak pemandangan di Las Vegas adalah jumlah homeless people yang banyak. Bahkan lebih banyak dari San Francisco dan LA. Saya gak ngerti, mereka jadi homeless karena kalah judi atau memang punya masalah lain. Lucunya ada satu pengemis yang membawa papan bertuliskan : “Why lie, I need beer” Hahhaha.. So, dia mengemis untuk beli bir? Wallahualam. Kesimpulannya, gak di kota-kota besar Amerika, gak di Jakarta, pengemis dan gelandangan (gepeng) masih jadi masalah. Saya kurang paham kebijakan pemerintah Amerika. Sungguh, banyaknya homeless menjadi pemandangan yang sangat kontras dengan gemerlapnya Las Vegas, salah satu kota tujuan wisata dunia, yang tidak pernah tidur dan pajak hiburannya sangat besar.
Bye, Vegas…next visit mungkin harus bawa modal yang cukup biar impian mendadak kaya (siapa tau) terwujud… 😀
[…] mandinya, boro-boro lemari pendingin. Saya pernah menginap di salah satu hotel lumayan bagus di Las Vegas, saya berpikirnya pasti di kamar ada kulkas (kebeneran kita bawa rendang), eh ternyata gak ada loh! […]