Apa yang di cari manusia di kemegahan New York? Mungkin nama besarnya-lah yang membuat penduduk dunia berduyun-duyun kesini. Saya yang cuma punya pergaulan level provinsi pun merasa demikian. Rasanya kurang afdol menginjakkan kaki di Amerika Serikat tanpa merasakan gemerlap New York. Dan itu terbukti, ketika tiba disini makin keliatan banyaknya pendatang di New York. Wajah-wajah dari berbagai ras di dunia memenuhi sudut kota. Bahkan lucunya saya malah jarang ketemu muka-muka bule. Hahaha.
Terbang dari Phoenix, Arizona (AZ) ke New York menghabiskan waktu hampir 5 jam. Kurang lebih sama dengan jarak Jakarta-Ambon. Maklumlah, AZ ada di bagian barat (westcoast) Amerika Serikat sedangkan New York terletak di sisi timur (eastcoast) negara besar ini. Perbedaan cuaca pun cukup signifikan. AZ tidak mempunyai empat musim selayaknya New York. Ketika saya tiba Oktober lalu, AZ yang sebagian besar wilayahnya adalah gurun, bersuhu kurang lebih sama dengan Indonesia sementara New York suhunya ada pada kisaran 5-15 derajat celcius. Brrr… Selisih waktu keduanya yang hingga tiga jam menambah deretan perbedaan itu. Perjalanan yang lumayan jauh, suhu yang signifikan dan ditambah lagi kurang makan dalam perjalanan membuat kepala saya pusing sekali ketika mendarat di JFK Airport. Disini, kami menginap di salah satu rumah kerabat. Lumayan ngirit biaya karena di kota ini, biaya hotel dan makan adalah salah satu yang termahal.
Keesokan harinya, sayang banget, hujan deras mengguyur New York sejak pagi. Menyusuri Manhattan Down Town hingga di tepi selat menuju Patung Liberty dengan trotoar yang basah memberi rasa lain kota New York di pagi hari. Cita-cita utama saya memang berfoto cantik di Patung Liberty kemudian mengunduhnya ke semua sosial media yang saya punya. Hahahah. Sayangnya niat itu ternyata tidak sepenuhnya diijinkan oleh Tuhan. Kami hanya bisa berfoto dari seberang Liberty. Yah, sedikit kecewa sih.. Tapi, karena masih banyak tempat yang harus kita kunjungi, tidak mungkin rasanya menunggu hingga hujan berakhir. Yah, jadilah gagal niat sombong saya tadi. Hehehe…
Untuk membalas dendam dengan seseorang yang dulu dengan sombongnya berfoto di Times Square (uhuk..), saya pun gak mau kalah dengan puas-puasin berfoto disini. Kalo belanja kan mahal ya,bo.. Jadi cukuplah foto-foto, paling gak keliatan beda dengan Blok M gitu loh!! Hahaha.. Saya juga sempat mampir di Monumen 911 yang dibangun di bekas fondasi Twin Tower yang roboh karena tragedi 11 September 2001 lalu. Ada kolam besar bak air terjun buatan yang dibuat disini. Di pinggir kolam tersebut terdapat nama-nama para korban musibah besar tersebut. Sungguh mengingatkan saya pada museum tsunami di Banda Aceh yang kurang lebih mengusung konsep yang sama yaitu; air. Selebihnya kami menghabiskan waktu di beberapa tempat seperti China Town, Rockefeller Center, Museum of America, Wall Street dan tetep ujung-ujungnya cari restoran Asia. Hehehe.
Saya juga bertandang ke New Jersey (NJ). NJ adalah salah satu state terkecil di Amerika Serikat yang berbatasan langsung dengan New York. Kotanya sendiri ditempuh kurang lebih dua jam dari NYC. Ada yang beda, jika NYC penuh dengan gedung-gedung tinggi, NJ ibarat Bogor, kota satelit di sudut Jakarta. Tenang, kental dengan suasana pedesaan, udaranya pun bersahabat dan dipenuhi hutan asli serta kebun penduduk lokal. Cocok untuk tempat tinggal para pensiunan dan mereka yang sudah bosan dengan hiruk pikuk metropolitan. NJ juga cocok buat yang hobi shopping, karena tidak ada pajak untuk barang belanjaan disini. Yeayy!! Menginap semalam disini, membuat kaget karena ketika kembali ke NYC, kami harus ketemu macet yang macettt banget! Tidak ubahnya Jakarta di jumat sore, setelah hujan dan tanggal abis gajian! Seriously!!
Eniwei, meski di New York sangat sebentar, saya punya kesan yang dalam tentang NYC. Rasanya saya bisa banyak belajar tentang dunia hanya dari kota ini. Mungkin semua pelosok dunia, termasuk dunia lain (bisa jadi!) Kalau punya kesempatan, saya tidak akan menolak untuk tinggal beberapa saat disini. Selain belum bisa sampai Liberty dengan utuh, mungkin saya punya keinginan untuk mengeksplor dunia lebih jauh dari sini. Mimpi? Bisa jadi mimpi, bisa juga kenyataan. Toh, dulu membayangkan sampai New York juga hanya mimpi. SO, New York, I’ll be back! Karena masih ada yang belum selesai bersamamu.
[…] Ada yang belum selesai di New York […]
salah 1 tmpat yg pgn aku liat kalo bisa ke Amrik itu, bekas gedung wtc nya itu.. 🙂 Beruntung sekali dirimu mba 😉 Tapi kok ga ada foto2nya?