Kalau mendengar kata Brebes, apa yang ada dalam pikiranmu? Hanya bawang dan telor asin saja? Atau justru kejadian macet berhari-hari di Gerbang Tol Brebes alias Brexit lebaran lalu? Sama dong!! Hehehe… Beruntung banget beberapa minggu lalu saya mendapat kesempatan untuk mengeksplore Brebes lebih luas yang akhirnya membuat saya tidak lagi mengira bahwa Brebes hanya bawang dan telor asin.
Emang ada apa aja?! Wisata Brebes banyak! Brebes punya hutan mangrove yang unik, kalau biasanya di wisata hutan mangrove kita hanya bisa berjalan-jalan saja, di Brebes saking luasnya kita bisa berlayar di area hutannya. Brebes juga punya kebun teh seperti puncak, punya perbukitan yang instagramable seperti Kalibiru dan Tebing Keraton (bahkan lebih keren), punya hutan pinus yang ciamik, ada canyon seperti Green Canyon di Pangandaraan dan hamparan sawah-sawah cantik terasering seperti di Ubud. Gak percaya?!
Plus tentu saja banyak kuliner khas yang jadi daya tarik lain bagi para wisatawan. Semua juga sudah tahu, telur asin khas Brebes itu rasanya gurih dan “masir” kata orang Brebes. Masir artinya bertekstur seperti ada butirannya, tidak amis sama sekali dan enak dimakan dengan nasi panas mengepul lengkap dengan sambal dan lalapan. Buat penggemar rawon apalagi, paling pas deh kalo makannya ditambahi telor asin Brebes. Tidak kalah tenar, Brebes juga memiliki makanan khas sate kambing (muda). Tidak heran jika di setiap sudut Brebes ada yang jual sate. Hemmm, untuk yang ini saya gak bisa komentar panjang deh…soalnya saya gak doyan daging kambing. Hihih…
Kabupaten yang bertetangga dengan Tegal di Jawa Tengah ini, sekarang bisa ditempuh kurang dari empat jam saja dari Jakarta melalui Tol Cipali. Mau mencoba kenyamanan lain, sekarang juga sudah ada kereta eksekutif langsung dari Gambir ke Brebes. Mau dari Cirebon juga bisa, Brebes ke Cirebon bisa ditempuh kurang dari satu jam saja.
Ini beberapa tempat yang highly recommended kalau mau ke Brebes
Hutan Mangrove Pandansari, Desa Kaliwlingi.
Saya sudah mengunjungi beberapa hutan mangrove wisata di Indonesia, yang paling dekat tentu saja di Pantai Indah Kapuk (Jakarta), kemudian Hutan mangrove kota di Tarakan, di Selayar dan di Bali. Bedanya, hutan mangrove ekowisata Brebes luasnya hampir mencapai 300 Ha. Kebayang gak gedenya? Lokasinya ditempuh sekitar satu jam dari pusat kota Brebes. Disini, pengunjung bisa menyusuri hutan mangrove dengan perahu yang disediakan oleh pengelola. Kalau berkunjung menjelang senja, selain bisa menikmati matahari terbenam, kita juga bisa menyaksikan kawanan ribuan burung camar yang terbang dan berkumpul di pulau pasir dengan gerakan yang seperti berirama. Di sisi lain, ada ribuan burung bangau putih yang cantik sekali untuk obyek fotografi. Dengan ongkos masuk hanya 15 ribu rupiah, kita bebas berlama-lama menikmati semua itu.
Nah, yang harus mendapat apresiasi adalah hutan mangrove ini dikembangkan secara swadaya oleh masyarakat desa sendiri. Sampai-sampai desa ini sempat menyabet beberapa penghargaan tingkat Provinsi dan Nasional untuk Kelompok Masyarakat Sadar Hutan.
Kok bisa? Ceritanya sekitar dua dekade lalu, daerah ini merupakan tambak udang windu yang sangat luas. Namun di beberapa kejadian, ketiadaan hutan mangrove sebagai penahan abrasi membuat ombak besar dapat masuk ke desa dan membahayakan kehidupan penduduk. Alhasil beberapa tokoh dan pemuka masyarakat bergerak untuk berubah. Mereka sadar, pembabatan hutan mangrove yang besar-besaran untuk tambak udang, pada akhirnya hanya mendatangkan bencana. Bersyukur, masyarakat pun tergerak untuk membangun kembali desanya dan bahu membahu menanam mangrove secara massal. Perjalanan panjang dan penuh perjuangan itu kini semua membuahkan hasil. Bahkan berbagai lembaga pemerintah dan swasta tergerak untuk memberi dukungan dana pengelolaan. Masyarakat pun sudah banyak yang mulai bermatapencaharian dari ekowisata ini. Inspiring ya?
Kebun Teh Kaligua
Siapa bilang Brebes yang panas tidak punya daerah sejuk bak Puncak? Bisa dibilang ini maskotnya wisata Brebes. Lokasinya di Kecamatan Bumiayu, yang bisa ditempuh sekitar 1,5 jam dari Kota Brebes. Kebun yang dikelola oleh PTPN IX ini, berada di kaki Gunung Slamet dengan ciri khas produksi Teh Hitam. Rasa teh-nya agak pekat memang, tapi enak banget dinikmati dengan sepiring pisang goreng yang disantap hangat-hangat. Suasana pegunungan yang asri dengan udara sejuk pasti membuat kita betah berlama-lama disini. Banyak permainan juga yang bisa dicoba seperti flying fox dan permainan outbond lainnya.
Tidak jauh dari sana, ada Gua Jepang yaang dibangun di bawah Kebun Teh Kaligua sebagai tempat persembunyian tentara Jepang yang dulu berusaha merebut kebun teh yang dimiliki Van De Jong tersebut.Bonusnya nih, saat menuju Kaligua kita akan disuguhi pemandangan sawah dan kebun bawang yang memanjakan mata. Walau jalannya naik turun dan berliku, tapi mata rasanya enggan berkedip melihat keindahan hamparan hijau bak permadani.
Sekitar 15 menit sebelum tiba di Kaligua, jangan lupa mampir sejenak di Telaga Ranjeng dan hutan pinusnya. Dari luar sepertinya telaga ini biasa-biasa saja, namun seperti ada aroma mistis didalamnya. Konon, telaga ini dihuni oleh mahluk gaib yang dipercaya akan terganggu jika ada manusia yang berenang atau bersampan di atasnya. Emmm….
Uniknya, di tepi telaga pada waktu-waktu tertentu ada ratusan bahkan ribuan ikan mas dan lele yang berebut meminta makan dari pengunjung. Persis seperti kumpulan ikan mas siap goreng yang sering kita temui di rumah makan Sunda. Ikan-ikan ini hidup bebas, berkembang biak tanpa boleh diambil seekor pun. Katanya sih.., siapa yang berani menangkap ikan-ikan tersebut akan mendapat musibah. Wallahualam.
Kalibaya, Puncak Lio
Ini dia tempat main yang kekinian di Brebes. Kalibaya adalah obyek wisata yang dikembangkan mandiri oleh penduduk sekitarnya. Menurut saya sih akan jadi trend tempat selfie baru setelah Tebing Keraton di Bandung dan Kalibiru di Yogyakarta.
Dari ketinggian sekitar 2000 mdpl, kita bisa melihat pemandangan alam Brebes yang menentramkan hati. Bahkan kita bisa ngopi-ngopi di tatanan bambu yang dibuat tepat di pinggir jurang. Di tempat ini juga dibangun mini ouutbond lengkap dengan motor-motor mini offroad. Yang mau camping juga bisa loh!! Taman Kalibaya dilengkapi area camping dengan fasilitas toilet dan air bersih yang cukup.
Masih ada beberapa wisata alam di seputaran Kalibaya seperti rafting di Ranto Canyon dan Hutan wisata Panenjoan yang semuanya berada di Kecamatan Salem. Tapi tidak usah pergi kemana-mana, alam Salem saja sudah menggoda. Sejauh mata memandang ada hamparan sawah yang membentang indah. Beberapa diantaranya tersusun seperti sawah terasering di Bali. Ya, sayangnya ini bukan Bali, jadi belum ada satu pun hotel apalagi resor disini.
Di Salem juga ada pengerajin batik tulis rumahan yang murni menggunakan bahan-bahan alami. Ibu-ibu pembatik itu sebagian besar adalah buruh tani yang bekerja di sawah pada pagi hari dan membatik di waktu senggangnya. Hasil batik mereka masih bertema dan bermotif “old fashion”, namun justru itulah yang menjadi keunikannya. Cerita lengkap tentang batik Salem akan saya tulis terpisah ya….
Menuju Salem cukup perjuangan, karena jalannya yang mendaki dan berkelok. Namun ketika tiba disana bahkan sepanjang perjalanan, rasa lelah pasti terbayar. Mata sudah dimanjakan oleh pemandangan yang mendamaikan hati. Bagi yang sedang wisata alam yang masih benar-benar alami, wajib deh datang ke Salem!
Jadi kapan ke Brebes?
Kontak Taman Kalibaya; Arie (0819-0212-5551)
Maret lalu saya ngantar teman penelitian ke Paguyangan (arah ke Kaligua) dan nginap di penginapan di dalam Kaligua, sejuk dan mabuk teh hahaha. Lalu dari Paguyangan geser ke kecamatan sebelahnya tapi terpisah bukit, Sirampog yang jalannya bikin berdebar karena sempit dan menanjak, soalnya bawa mobil. Kedua kecamatan tersebut adalah sentra kentang di Brebes, tapi masih kalah jauh dibandingkan Dieng yang juga jadi lokasi penelitian. Saya jadi tahu sisi lain Brebes yang selama ini saya kenal cuma telur asinnya. Saya jadi tahu langsung lahan bawang yang luas, banyak, dan alasan mengapa Brebes memang menjadi sentra bawang.
tapi brebes punya banyak potensi yang belum terekspos..
weh … edun kata uarang bandungmah, breber punya semua yang kotalain punya toh … keren euy tidak ada salahnya wajib datang ne, kalo pulang kampong, salam kenal
Ga nyangka Brebes punya banyak tempat wisata. Betul kalimat postingan yg pertama. Ingetnya cuma telor asin, Bawang merah, ama kejadian macet Lebaran.
Wajib ditelusuri nih Brebes, tertarik Hutan Mangrove , sama Kebun Teh. Masak sih ada ? Seru banget
Makasih udah sharing
asekkk.. nanti kita kesana semua kok..hehehe