Kali ketiga berkunjung ke Arizona, saya masih mengira salah satu negara bagian Amerika Serikat ini super gersang dengan perubahan suhu yang sangat signifikan antara musim panas dan musim dingin. Ternyata anggapan saya iitu salah. Februari lalu saya menyambangi Prescott, sebuah kota kecil yang ditempuh sekitar 2 jam dari Phoenix, ibukota Arizona. Kota ini menyimpan banyak keindahan dengan cuaca yang berbeda dibandingkan kota-kota lain di Arizona. Jika kota-kota lain tidak bersalju, Prescott bersalju pada musim dingin meskipun sebagian besar daerahnya tandus bak gurun. Ketika saya kesana, musim dingin seharusnya sudah berakhir, tapi masih cukup dingin. Buat saya -yang sama AC saja, alergi bentol-bentol- cukup menyiksa. Lumayan loh, bisa dibawah nol derajat di pagi hari dan paling tinggi sekitar 15 derajat di siang hari. Brrr,…gak asyik banget rasanya harus pake kaus kaki plus kaus tangan kemana-mana. Namun ada jajaran pohon-pohon yang daunnya habis dan menunggu bertunas kembali, yang membuat kota ini menjadi cantik
Prescott dipenuhi lokasi-lokasi teduh dengan pepohonan, bangunan heritage dan jalan-jalan cantik yang memesona. Karena konturnya perbukitan, kota ini seperti gurun yang bertingkat-tingkat. Dari beberapa puncak bukit kita bisa memandang seluruh penjuru kota. Prescott juga dikenal sebagai salah satu kota tertua di Arizona, Hampir tidak ada bangunan tinggi disini, seluruh pusat kota dipenuhi gedung-gedung tua yang tetap terawat dan berfungsi dengan baik, bahkan ada hotel tua dengan lift dari abad ke 18 yang persis seperti kerangkeng besi.
Tante Lina, tuan rumah yang menjamu saya selama disana bilang; tempat yang wajib didatangi di Prescott adalah museum. Iya, museum! Wisata yang buat sebagian besar orang kita tidak umum. Kalau umum, mungkin Museum Nasional tidak pernah sepi. Yeekaan? Nah, dari sekitar 10 museum yang ada di Prescott, Sharlott Hall Museum adalah yang paling direkomendasikan. Museum ini adalah peninggalan rumah Gubernur Arizona dan pusat pemerintahan Arizona State pada abad ke 19 yang didirikan di 1928 oleh Sharlott Hall seorang politisi wanita pertama di Arizona.
“Where are you come from?” tanya petugas museum dengan ramah saat saya membubuhkan tanda tangan di buku tamu. Perempuan berusia sekitar 50an tahun itu, sedikit mengernyitkan dahi ketika saya menulis : INDONESIA (dengan bangga pasti!). Sesaat kemudian dia tersenyum kembali. Mungkin saja dia tidak tahu Indonesia dimana, atau bisa jadi belum ada orang Indonesia lain selain saya yang kesini. Ah, GR.. Eh, pasti ada sih ..tapi yang mengisi buku tamu, sepertinya memang cuma saya! Hahahah..
Kemudian saya terkagum-kagum sendiri, menyaksikan bagaimana rumah pribadi yang digunakan di sekitar 100an tahun lalu menjadi begitu menarik. Kalau sering nonton film-film Amerika berlatar belakang abad 18-19, ya kira-kira begitulah barang-barang yang dipamerkan. Tempat tidur antik di kamar dengan gorden berenda-renda, jas pria lengkap dengan wig yang bergelung-gelung pirang, longdress wanita dengan rok lebar bergelembung -yang mungkin kalau dipakai sekarang sangat ribet-. Bahkan seisi perabot rumah pun menjadi pajangan yang menarik. Dapur dengan alat masak kuno, ruang tamu dengan furniture beraroma mistis hingga ornamen-ornamen dekorasi rumah yang kini pasti sudah jarang kita temui.
Sharlott Hall juga memiliki bangunan-bangunan terpisah yang berisi sejarah Arizona. Negara bagian yang berbatasan langsung dengan Meksiko ini, sarat cerita tentang pembaruan antara orang native Amerika (suku Indian), bangsa Meksiko dan para kulit putih sendiri. Milestone-milestone perkembangan Arizona sebagai negara bagian USA yang ke-50 juga tertata sangat apik. Bikin betah, tambah wawasan dan sama sekali tidak membosankan.
Spot kedua yang saya kunjungi adalah Historical Boulevard (HB) atau Historic Distric. Jalanan sepanjang tidak lebih dari 2 km ini menjadi salah satu atraksi turis unggulan di Prescott. Masih dalam tema kota antik, HB dipenuhi rumah-rumah kuno yang berjajar rapih dan semuanya berpenghuni. Rumah-rumah tua ini tetap didiami pemiliknya, tapi dikembangkan menjadi obyek wisata oleh pemerintah. Rumahnya lucu-lucu, dari model rumah bak kastil jaman dulu hingga rumah drakula pun ada.
Baiknya lagi, para penghuninya sadar bahwa kediaman mereka menjadi tontonan dan menganggap itu sudah jadi bagian dari keseharian mereka. Jadi tidak bakal ada yang marah kalau kita foto-foto di halaman rumahnya. Bahkan jika beruntung, kita akan ketemu pemilik yang dengan ramah menyilakan masuk ke dalam rumahnya. Wow!
Siang itu suhu cukup dingin untuk ukuran orang kita, sekitar 15 derajat celcius. Tapi keunikan, keindahan dan keramahan Prescott membuat saya yakin, akan kembali lagi kesini suatu saat nanti 🙂
Sebuah kota kecil yg cantik !
Saya juga suka tuh nulis di buku tamu.. sambil liat2 ada org Indonesia yg kesitu ga sebelumnya.. hehehe..
buku tamu kawinan ? hehehhe
Wiih, seru sekali tempat ini Kak, banyak banget ya yg bisa difoto.
Kalo di Indonesia sih museum lebih sepi dari kuburan kak, hehehe.
Aku kadang kalo liet buku tamu di luar negeri suka ngintip sampai halaman-halaman belakang, dan mendadak girang kalo nemu pengunjung yang sama-sama dari Indonesia
kalo isi buku tamu di Monas ?
Namanya sendiri sudah cantik. Ditambah lagi tidak terdapat gedung tinggi dengan bangunan-bangunan tua yang membuat mata langsung bertemu dengan langit biru dan awan putih, indah sekali. Kota yang berkarakter bangsawan menurut saya, klasik dan elegan….
yes… karakter bangsawan….istilah yg tepat banget!
Gak pernah diraguin sih bangunan dan konsep di sekitar kalo di sana (setahuku sih. #mulaisotoy) bagus deh kak. Ajahaha.. Tuh foto di berbagai spot keliatan rapi. Padahal bangunan lama yak… Jadi berasa lagi nonton film amerika…. Lokasinya kayak g asing (#mulaisotoyjilid2)
Itu foto kedua dr atas kok kerasa kayak Situbondo ya gersang2nya. Situbondo juga gitu kak kalo musim kemarau.. Bnyk bukit2 kecil. Kalo musim ujan, ijooo semua. Seger.
hahah…itu memang di situbondo, mas…
Aaaaaakkk suka banget sama view pohon-pohon kering ituuu. Btw kak Vika keren ih udah 3 kali ke Arizona.
Aku juga punya mimpi bisa ke Arizona. Misinya adalah ketemu sponsor program yayasan yang tinggal di Phoenix dan Missouri. Ada amin, sodara-sodari? hhehehe
ih..kan emak aku disanaaa…. ya kesanalah..
Desain rumahnya cantik-cantik sekali :’) Ada ngga sih semacam beasiswa belajar bahasa inggris di sekitaran USA? Biar bs nyusul Kak Vika kesana hihihi 🙂
Banyakkkkkkk….ehehhe..cari2 ajaah
Langitnya kayak langit kupang ya, biru-biru cantik. Tinggal nunggu undangan diajak ke Arizona aja nih mbak vik
gak usah diundang… ikut ajaaahh
Kota dan langitnya sangat cantik, bersih dan rapi.
Lho di Prescott ada orang Indonesia?
Aku baru tahu, kirain orang Indonesia cuma ada di Phoenix dan sekelilingnya aja.