MRT Jakarta, harapan baru Indonesia


Jalan Jalan, Opini / Friday, February 17th, 2017

Macet lagi, macet lagi!! Bosan atau sudah biasa?! Bayangkan, setiap hari terkadang kita bisa menghabiskan empat jam perjalanan pulang pergi dari rumah. Kalau bisa dihemat menjadi 2 jam saja, sudah berapa banyak waktu produktif yang lahir. Yah…buat kerja, nongkrong sama temen, olahraga, berkumpul dengan keluarga atau buat tidur lagi juga boleh! Asal tahu saja, jika tidak diatasi maka Jakarta akan macet total pada 2020 dengan sumbangan 80% polusi udara. Nilai kerugian total mencapai Rp 65 Triliun/tahun yang meliputi tambahan biaya operasional kendaraan dan hitungan waktu yang hilang di perjalanan. Gila kan?!

mrt
Sydney Central Station

Cerita lain, kalau jalan-jalan ke negara maju, yang bikin saya iri bukan fasilitas serba canggih, bukan kefasihan mereka berbahasa internasional dan bukan juga kota-kota menterang penuh taburan cahaya. Pastinya, tidak juga iri dengan alam mereka. Percayalah tidak ada tempat yang paling mendamaikan hati kecuali memandang birunya laut nusantara dan hijaunya pegunungan Indonesia. Tapi, yang bikin saya sirik adalah fasilitas transportasi mereka. Tidak usah jauh-jauh ke Eropa, Amerika atau Jepang yang punya shinkansen, Singapura, Malaysia bahkan Filipina (yang menurut saya secara ekonomi dibawah Indonesia) sudah punya sejenis Mass Rapid Transportation (MRT).

Bagaimana dengan Jakarta? Saat pertumbuhan jumlah kendaraan tidak sebanding dengan jumlah jalan, transportasi umum belum memadai ditambah lagi dengan sebagian masyarakat yang masih gengsi naik kendaraan umum, kita memang butuh sebuah terobosan transportasi. Harus diakui, selama dua tahun terakhir Pemda DKI Jakarta sudah banyak sekali melakukan pembaharuan, walaupun hasilnya belum bisa dikatakan optimal. Misalnya, jalur busway Trans Jakarta (TJ) terus menerus ditambah, PT KAI memperbanyak jaringan stasiun dengan fasilitas yang lebih memadai. Kemudian ada bis-bis penghubung dengan kota satelit yang terintegrasi dengan jalur TJ. Lalu, kebijakan ganjil genap, yang lumayan mengurangi kepadatan kendaraan di wilayah-wilayah tertentu. Belum lagi “bantuan” dari sektor swasta akan transportasi online. Eh, soal transportasi online ini juga bisa jadi tantangan sendiri sih buat Pemda DKI. Mungkin yang belum adalah mengubah budaya masyarakatnya yang masih sering bepergian dengan mobil berpenumpang satu orang saja.

IMG_0729
The future is here…

Ah, panjang yaa kalo bahas transportasi Jakarta, kayaknya sampe dua kali Pilkada pun gak bakal habis-habis!!

Nah, minggu lalu,.. Yes, finally.. permohonan untuk melihat-lihat proyek MRT Jakarta yang tengah berlangsung disetujui. Kenapa sih penting banget melihat proyek ini? Saya dan teman-teman hanya ingin menjadi bagian dari perubahan bahwa nantinya kita (Jakarta) akan punya MRT yang tidak saja menjadi solusi namun kebanggaan tersendiri. Kami juga ingin memberi pesan; dua tahun ke depan akan banyak yang berubah dalam keseharian masyarakat Ibukota. Mungkin transportasi pribadi tidak lagi populer, mungkin kemacetan yang berkurang akan membuat ritme hidup kita pun berubah. Di sisi lain, kesiapan masyarakat juga perlu diantisipasi. Mulai dari sekarang membiasakan diri dengan transportasi cashless, belajar memelihara fasilitas umum dan lain-lain yang intinya menjadi social society seperti di negara maju.

Setelah melalui proses panjang, akhirnya ground breaking MRT Jakarta dilakukan pada Oktober 2013 lalu. Ssst, asal tahu saja, sebenernya rencana awal pembangunan MRT Jakarta ini bersamaan loh.. dengan MRT Singapura (sekitar tahun 1976). Biarpun telat, gakpapa yang penting sekarang semua sudah di depan mata. 

blog1

Kami diajak berjalan-jalan di proyek MRT yang terletak tepat di Bundaran HI. Rasanya sangat senang bisa turun ke 20 meter di bawah permukaan bumi. Disini tonggak-tonggak sejarah masa depan Jakarta terpampang nyata. Peron mulai nampak wujudnya, tiang-tiang beton tinggi membuat stasiun Bundaran HI ini nantinya akan terlihat megah dan mewah. Fasilitas untuk para penyandang disabilitas pun dibangun, bahkan saya melihat pembangunan ruangan khusus untuk Ibu menyusui.

Fase pertama adalah Lebak Bulus -Bunderan HI sepanjang 16 km yang dapat ditempuh dalam 30 menit saja. Ada 13 stasiun dengan jarak masing-masing antara 0,8-2,2 km dengan tempo keberangkatan setiap 5 menit sekali (pada tahun pertama beroperasi). Ditargetkan akan ada 173,400 penumpang terangkut setiap hari. Sepertinya akan sangat membantu mengurai kemacetan ya?!

Setelah berkeliling, tempat yang paling instagramable, apalagi kalau bukan the tunnel. Jreng jreng.. disini semua rebutan foto, sampai-sampai dikasih peringatan oleh panitia kalau waktu sudah habis. Wah, dua tahun lagi, saat sudah beroperasi, jalan-jalan di proyek MRT ini akan menjadi sangat memorable. 

blog4
kamadigital.com di depan tunnel

 

Selanjutnya segera menyusul Fase II yang menghubungkan Bundaran HI dan Ancol. Tenang, semua wilayah Jakarta nantinya akan terjangkau oleh MRT. Jalur-jalur pun terintegrasi dengan jalur TJ dan bis kota yang sekarang sudah eksis. Bahkan pada 2020 akan dimulai konstruksi koridor Timur Barat, Cikarang-Balaraja sepanjang 87 km. Wow!

MRT Jakarta merupakan proyek pertama di Indonesia yang mengimplementasikan skema three sub level agreement antara JICA (lender) dan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan BUMD (PT MRT Jakarta). Sementara secara struktur kepemilikan, Pemda Provinsi DKI memiliki 99,98% saham. Hingga Desember 2016, progres proyek ini secara overall sudah mencapai 62%. Secara komersial akan mulai beroperasi Maret 2019. Sabar yaa, masih dua tahun lagi.

mandor
mandor

Oleh karena itu, mulai dari sekarang ayo kita siapkan diri untuk lebih ramah dengan transportasi publik. Membiasakan diri naik kendaraan umum, pelan-pelan gunakan kendaraan pribadi untuk saat-sata tertentu saja. Supaya nanti jika MRT sudah beroperasi kita sudah terbiasa dan terlatih untuk berbagi.

Salam, untuk Indonesia lebih baik!

 

 

Hits: 621
Share

6 Replies to “MRT Jakarta, harapan baru Indonesia”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *