Judul tulisan diatas, semoga bukan cuma mimpi saya. Setiap awal tahun, ada yang jelas-jelas bikin target : tahun depan gak jomblo lagi, tahun depan beli rumah, tahun depan beli jet pribadi…bla..bla.. Tapi Saya rasa, sebagian besar orang membuat resolusi setiap tahunnya dengan tema-tema yang abstrak, seperti karir makin meningkat, rejeki makin lancar, ibadah makin baik, hidup lebih damai, dll. Padahal banyak yang lupa, meletakkan ukuran apa yang bisa menunjukkan peningkatan pada indikator-indikator tersebut. Apakah misalnya jadi manager atau direktur menunjukkan karir makin baik, apakah naik gaji, banyak proyek menunjukkan rejeki makin lancar?, atau seminggu minimal lima kali ke mesjid menunjukkan ibadah makin baik? Dan ukuran orang memang akan selalu berbeda-beda.
Setelah jungkir balik jadi orang kantoran (yang membosankan), saya mungkin terlambat membuat resolusi ini. Memang sih, kalau soal jalan-jalan mungkin frekuensi saya lebih banyak dari orang kantoran pada umumnya. Meski sejujurnya, harus diakui beberapa jalan-jalan memang “hadiah” alias dinas dari kantor. Nah, awal 2016 ini saya sudah bikin prasasti: do more, travel more, learn more. Yes, meski saya sadar dengan pasti… kemungkinan besar akan mengorbankan kehidupan normal saya sebagai mbak-mbak kantoran (ciyeee…) yang seperti robot: bangun jam 4 pagi, mengejar kereta sebelum pukul 6 pagi. Duduk cantik di meja sebelum jam 8 pagi dan selalu kembali ke rumah setelah malam menjelang. Sounds boring, itu pun belum bonus macet, kereta ngadat dan keluh kesah (yang harus dijalani dengan ikhlas dan tawakkal setiap harinya).
Resolusi tadi sudah saya catat dengan indikator-indikator konkrit yang juga sudah saya tentukan, misal dalam tahun ini saya akan mengunjungi minimal 4 pantai di Indonesia. So far waktunya memang masih menyesuaikan dengan liburan umum dan kantong pastinya, tapi bisa jadi lima enam bulan ke depan berubah. Heheheh.. Entah kenapa, dua tiga tahun ini saya semangat banget untuk jalan-jalan terutama keliling Indonesia. Pengen juga lebih banyak ke luar negeri, tapi saya bukan Trinity-lah. Saya cuma cinta Indonesia dan memang gak punya cita-cita lain selain keliling Indonesia. Keluar negeri bagi saya adalah bonus. Mungkin memang sekarang jamannya mengukuhkan diri sebagai seorang “traveler” lagi trend. Tapi tenang, bagi saya jalan-jalan itu bukan cuma foto-foto update status, dan bilang sama orang: Oh, I was there! Lebih dari itu dari jalan-jalan saya belajar banyak, tentang alam, pembagunan, infrastruktur, hubungan antar manusia, hubungan manusia dengan Tuhannya bahkan belajar politik! Nambahin tulisan di blog adalah salah satu bonus lain bahwa saya ingin lebih banyak orang kita mengenal negeri kita sendiri. Ada satu tulisan blog orang yang bilang, gak usah memprovokasi orang untuk pergi ke satu daerah, kalau nanti malah merusak daerah itu. Weks.. Buat saya itu gak salah, tapi benernya juga gak banyak :p. Justru dengan menulis dengan baik dan mengajak orang adalah cara mengedukasi calon wisatawan lokal. Karena cuma sektor pariwisata yang pertumbuhannya stabil dan berpotensi besar bagi negara.
Di sisi lain, saya bingung banyak sekali orang yang “sangat menikmati” pekerjaan kantorannya. Dateng jam 7 pagi, pulang rata-rata jam 9 malem (bisa lebih), hampir gak pernah cuti dan sering lembur di sabtu minggu. Wow, luar biasaa.. Salut! Saya pikir mereka enjoy, eh…ternyata masih ada juga yang mengeluh “capek”. Wah..ternyata masih manusia biasa yang gak super… Dulu saya pikir quality time -yang sering diagung-agungkan oleh pemuja kesibukan- adalah slogan yang penting. Sayangnya sekarang bagi saya quality without quantity is nothing. Di awal-awal bekerja secara profesional saya juga hampir tidak pernah cuti, pikiran sepenuhnya buat pekerjaan menjadi nomer satu, kadang gaji pun tekor atas nama loyalitas. Saya tidak menyesal pernah di posisi seperti itu, justru saya belajar banyak karena saya mencintai pekerjaan Saya. Seiring berjalannya waktu, saya baru sadar sestrategis apapun posisi saya di satu perusahaan, saya tetap karyawan yang dibayar. Jika ada apa-apa dengan saya, perusahaan akan mudah mencari pengganti saya dalam hitungan hari, dan perusahaan akan berjalan baik-baik saja. Sementara waktu-waktu pribadi saya dengan keluarga, dengan teman-teman, dengan kegiatan sosial sudah banyak hilang karena pengabdian yang tidak mengenal waktu. So,You’re not as important as you think..
Saya percaya orang-orang yang suka piknik adalah orang-orang yang asyik. Percaya deh, kalo kurang piknik akibatnya seperti J**ru, yang setiap hari adaaa aajaa caranya untuk menebar kebencian. Adalah paradigma lama yang menyuruh kita bekerja keras di masa muda kemudian menikmatinya di masa pensiun. Bagi saya -meskipun mungkin telat-, keseimbangan hidup itu dimulai dari sekarang, bukan setelah pensiun. Manusia butuh hidup yang seimbang. Seimbang kerja, seimbang keluarga dan seimbang kehidupan pribadi dan bagi saya ada tambahan satu: seimbang jalan-jalan, melihat dunia lain, dan mengganti paradigma. Kamu?
Hmmm… survei membuktikan, orang yang sering traveling adalah orang yang paling bahagia..
mantab. semoga resolusi 2016 terwujud dan tahun 201 menjadi tahun yang lebih baik.
Aminn… sama2 mendoakan kita yaaaa…