Kebayang gak sih, tiga tahun lalu 26 Desember 2004 adalah kejadian yang akhirnya membawaku ke Aceh ?

Masih jelas dalam ingatanku, minggu pagi itu Iin datang ke rumah dengan maksud memperkanalkan suami-nya. Kami sama-sama nonton TV dan melihat tayangan gempa di Aceh. Ah…gak ada yg spesial sepertinya…Seperti bencana bencana lain yang memang terlalu sering menimpa negeri ini. Dari dalam kamar, samar-samar berita di metrotv terus mengusik hingga akhirnya diketahui ada tsunami yang dulu aku tau hanya dari pelajaran Geografi. Awalnya diberitakan korban “hanya” ratusan tetapi beranjak sore, malam hingga paginya, kita semua baru menyadari, Ya Allah besar nian bencana ini…

Hari berikutnya, Kiki & Rum sibuk ingin menjadi relawan. Seingatku mereka apply di beberapa lembaga dan keterima di Media Grup milik Surya Paloh (MetroTV, dkk) Meski akhirnya mereka gak jadi berangkat karena telat daftar ulang, tetap saja keinginan untuk membantu itu membuncah di hati masing-masing. Dan masih kuingat betapa perkembangan bencana itu selalu kupantau dari berbagai media..

Lebih dari 2 tahun berlalu, ketika tanpa sengaja kulihat iklan di Kompas tentang lowongan kerja di Aceh. Sebenernya sih sejak musibah itu, berbagai lowongan untuk Aceh selalu eksis setiap minggu. Tapi tidak ada satu pun yang kuminati mengingat ganjil rasanya jika bekerja di luar Jakarta. Sampai akhirnya satu iklan yang membuatku iseng mengirimkan aplikasi. Lucky me, dua minggu kemudian ada panggilan tes dan interview. Kaget. Karena bener-bener gak ngarepin. Bahkan ketika mendekati waktu wawancara pun aku masih berpikir berkali kali untuk melangkahkan kaki ke Galuh. Sampai akhirnya dalam hati, “why not?” just to try… gak dosa, kan?

Entah malaikat mana yang membisikkanku, keluar dari kantor itu, perasaanku berkata. I”m going to Aceh, meski kepastian diterima pun belum ada. Kutelpon Jolie, kuceritakan kepada teman-temanku, ..Jawaban klise “are u sure ? ” Gak ada karaoke disana, nyak!” Sudahlah…nothing to lose.. Lagian gak niat-niat amat juga, pergi mungkin oke, gak pergi bisa jadi lebih oke. Hingga akhirnya ada beberapa wawancara lagi dan memberiku kepastian. Yes! We welcome you to Aceh! OMG.. Kemudian dua bulan penuh pertimbangan yang akhirnya membuatku yakin to say “I do” ,meski sempat limbung, nangis gak jelas dan aneka pertimbangan ini dan itu, tapi ada keyakinan kalo ini adalah salah satu jalan dari ribuan doa-doa yang aku pintakan kepadaNya.

And.. Yes,..I’m here now. I’m happy and very thankful to God. Meski banyak sekali hambatan, rintangan, cobaan. Tapi aku percaya aku berada di tempat yang benar. Mencari rejeki dan membantu mengembalikan Aceh to “build, back, better” demi Indonesia tercinta