Dua tahun kerja di lingkungan istana kepresidenan, bukan berarti saya bisa keluar masuk seenak jidat, bolak balik tanpa tujuan, boro-boro untuk selfie dengan Pak SBY. Paling cuma foto-foto di halaman, itu pun tidak semua tempat boleh difoto. Selebihnya ya, biasa saja, paling banter cuma makan di kantin karyawan Istana. Namun menjelang purna tugas saya disini, senang sekali rasanya diberi kesempatan mengikuti Upacara Kenegaraan 17 Agustus. Memang, saya kebagian acara sore (penurunan bendera), tapi maknanya sama sekali tidak berkurang bagi saya. Itu pun dapet undangannya pake acara “ngerampok” dulu dengan seorang pimpinan di kantor. Hehehe..
Di undangan tertera dresscode yang harus digunakan adalah pakaian nasional. Waduh…rempong juga, dengan persiapan yang hanya sehari. Apalagi saya nyaris tidak punya busana yang pantas disebut busana nasional. Daripada repot, akhirnya saya memilih rok batik panjang berwaran hijau favorit saya dipadu dengan kebaya encim putih polos. Untuk menambah kesan kemerdekaan, saya menambahkan kerudung berwarna merah darah. Merdeka! Di lokasi acara, saya melihat banyak tamu yang tidak menggunakan busana muslim atau pakaian resmi (seperti orang kantoran), wah sayang banget tuh.. karena yang mengenakan pakaian nasional diprioritaskan untuk duduk di kursi paling depan. Undangan hanya dibagi per blok berdasarkan jenis undangan, selebihnya pilihan bangku silakan dipilih sendiri cepet-cepetan. Tentu saja peraturan ini tidak berlaku untuk undangan VVIP seperti para menteri, duta besar dan pejabat negara lainnya.
Acaranya meriah sekali. Pagelaran tari kolosal yang penuh ornamen diiringi musik bersemangat membuat semuanya menjadi pertunjukkan yang menarik. Usia pengisi acara pun beragam dari mulai anak TK sampai orang dewasa. Saya senang, karena pertunjukkannya “Indonesia banget”. Tidak hanya menarik tapi menumbuhkan kembali kecintaan terhadap bangsa ini. Saya juga beruntung karena duduk di barisan paling depan. Hehehe.. Dari jauh Pak SBY dan Pak Boediono terlihat ikut menyaksikan, sementara itu Bu Ani terlihat sibuk dengan kamera kerennya.. Bu Ani bikin sirik, karena bisa punya foto yang bagus meski duduk jauh.. Beda banget dengan saya yang cuma mengandalkan kamera HP. Hikss
Pak SBY dasarnya membuka luas Istana bagi masyarakat. Banyak sekali anak-anak muda berprestasi yang ikut diundang. Mulai dari penulis, artis, pelajar berprestasi hingga masyarakat umum. Memang sepantasnya generasi seperti itulah yang harus lebih banyak hadir. Acara seperti ini sungguh meningkatkan adrenalin kita akan cinta terhadap Indonesia. Terima kasih Pak SBY, untuk 10 tahun yang bermakna, semoga tahun-tahun depan masih diberi kesempatan untuk kembali lagi ke Istana. Semoga di masa Pak Jokowi, kesempatan itu makin lebih terbuka lagi. Aamin..
Oya, bocorannya setiap tahun, Sekretariat Negara memberi jatah undangan upacara 17an kepada masyarakat umum. Sayangnya selama ini, informasinya tidak menyebar luas, sehingga yang mendapat undangan, umumnya kerabat para karyawan setneg. Jika ada yang berminat..silakan sering-sering lihat website setneg terutama menjelang 17an!
Ah, mau ah tahun depan. Siapa tahu kebagian 🙂
Senangnyaa. Ini brarti terakhir Pak SBY memimpin uparaca 17an, ya.
Mba, kamu purna tahun ini?
Idah: iyaa…hehehe.. semoga bisa gabung lagi klo presiden baru nanti.. aaminn