Sejak pulang dari Aceh (huuu…Aceh meluluuuu), saya pengen bilang bahwa sejatinya hidup itu dimulai dari warung kopi. Yes, life begins at coffee shop. Buat saya, nongkrong di warung kopi bukan sekedar untuk bersosialisasi, ngobrol sambil menikmati secangkir latte yang mengepul, tetapi juga tempat mencari inspirasi dengan berlama-lama bekerja di depan laptop tanpa bosan. Bahkan sangat tidak jarang saya nongkrong di warung kopi sendirian untuk menyelesaikan setumpuk pekerjaan atau sekedar menulis untuk blog ini. Tahun lalu, saya sempat menulis satu buku yang jika dihitung-hitung lebih dari 50% isi buku itu saya selesaikan di warung kopi. Plok…plok..plok..
Karena saya tinggal di Bogor, saya punya warung kopi favorit. Namanya Telapak café, letaknya persis disamping pool Bis Damri bandara, disamping Botani Square pas depan Terminal Baranangsiang. Kenapa saya suka disini? Letaknya tidak begitu jauh dari rumah, angkotnya mudah, harganya masuk akal dan kopinya enak. Tidak itu saja, kafe ini menyediakan free hotspot dengan kecepatan yang lumayan lengkap dengan colokan listrik di hampir semua meja. Tidak heran, saya betah berlama-lama disini, bahkan kadang sampai kafe ini tutup di pukul 11 malam. Beberapa bulan terakhir ini, saya pikir ada bagusnya saya mencoba mencari warung kopi lain di seputan Bogor. Tentu saja bukan chain internasional seperti Starbucks atau Coffee Bean yang ada di hampir tiap mall. Mulainya pencairan melalui Mbah Google. Meski tinggal lama di Bogor, gak berarti saya tahu setiap jengkal Bogor. Maklum, kalau hari kerja lebih banyak di Jakarta.
Kedai kopi pertama yang saya kunjungi namanya Dekoffie Pot. Letaknya tidak jauh dari Lapangan Sempur yang mengarah ke Taman Kencana. Tempatnya agak sepi, padahal harganya sih tidak terlalu mahal. Secangkir kopi rata-rata Rp 20 ribu. Saya memesan secangkir latte hangat. Racikan kopinya enak, tempatnya juga nyaman. Bahkan di salah satu bagian tersedia meja lesehan lengkap dengan bantal-bantalnya. Cocok buat yang berlama-lama ingin menikmati kopi dengan santai. Ohya, disini WiFi-nya juga free, sayangnya waktu saya kesana, koneksinya agak lemot.
Selanjutnya saya menyusuri Jalan Semeru, yang sering juga disebut daerah Cilendek. Kata orang ada Warung Kopi Ijo di Ruko Brajamusti yang layak dicoba. Sayangnya dua kali kesana, dua kali pula kedai ini tutup. Saya coba bertanya melalui twitternya, namun tidak ada respon. Tepat di sebelahnya ada Malabar Mountain Café (MM Café). Saya pun masuk dan mencoba secangkir kopi. Wah, ternyata enak banget, harganya murah lagi. MM café khusus menyuguhkan dari kopi dari Pegunungan Malabar, Jawa Barat yang disebut Java Preanger, begitu yang terlihat dari beberapa tulisan di dalam kafe. Ini tentu jadi berita baik, karena saya jarang sekali mendengar kenikmatan kopi dari Jawa Barat. Lebih sering mendengar kopi Lampung, Toraja atau Gayo. Ruko tiga lantai tempat MM café, disulap menjadi tempat yang sangat nyaman. Kalau kesini, coba duduk di teras atas bagian belakang, karena kita akan melihat pemandangan sungai dan gunung gede khas Bogor yang indah. Di lantai satu, setiap malam libur terlihat ada live music. Cocok buat yang butuh waktu nongkrong lama-lama dengan udara segar Bogor yang sering basah karena hujan. Jangan lupa juga menikmati jamur krispi renyah yang seporsi hanya Rp 5000,- Disini juga tersedia Free Wifi, sayang saya tidak sempat mencoba, karena laptop keburu mati dan colokan listrik yang tersedia terbatas di beberapa meja saja.
Warung kopi terakhir adalah Bruce Coffee and Barbershop. Letaknya tidak jauh dari MM Café. Konsepnya yang berbaur dengan alam, tidak jauh berbeda dengan MM Café.Bedanya, warung kopi yang dilengkapi dengan Barbershop ini lebih kecil ruangannya dan pilihan varian minumannya lebih sedikit. Harga pun relatif sama. Selain ingin merangkup konsumen persnonal, kelihatannya kedua warung kopi tersebut ingin menggaet pasar komunitas yang sering bertemu secara regular atau mereka yang ingin mengadakan meeting meeting non formal.
Life begins at coffee shop
Last but not least adalah Rumah Kopi Ranin Kedai kopi yang terletak di jalan Bangbarung Bantarjati ini dikelilingi berbagai tujuan wisata kuliner lain di Bogor. Bagi saya Ranin yang konon merupakan singkatan Rakyat Tani Indonesia, menyajikan ragam kopi nusantara yang diracik secara manual brewing alias tidak pakai mesin. Setahu saya, mesin pembuat kopi harganya mencapai puluhan juta dan sangat jarang saya temui warung kopi yang tidak menggunaan mesin yang artinya benar-benar mengandalkan kelincahan dan kecermatan sang barista. Kalau salah-salah dikit dalam penggunaan komposisi bahan, bisa-bisa rasanya tidak konsisten, tapi ternyata itu tidak terjadi di Ranin. Favorit saya disini adalah Coffee Latte dan pisang goreng kejunya. Rumah kopi Ranin dirancang untuk kita bisa berlama-lama baik buat ngobrol. Pun buat yang hanya menulis seperti saya, karena ruangannya sangat colokon friendly dan ada free wifi yang lumayan cepat. Harganya sangat pun sangat bersaing dari sekitar Rp15 ribu hingga 25ribuan. Satu-satunya hal yang kurang di Ranin adalah tempat parkir! Kalau mau kendaraan, apalagi mobil, siap-siap saja bersaing memperebutkan posisi parkir.
Yuk, jalan jalan ke Bogor!
MM itu muraah, pas promo aja –“
Minum Coffee Toraja Online Store menjual Kopi Single Origin Toraja Arabica & Robusta Toraja, Ground Beans (kopi bubuk) & Roasted Beans ( Biji kopi Sangrai)
• Arabica Toraja Ground/Roasted Beans Medium Roast
• Arabica Toraja Ground Beans Dark Roast
• Robusta Toraja Ground/Roasted Beans Medium Roast
Minat Order :
Via Fanspage FB : https://m.facebook.com/MinumCoffeeToraja
Via Twitter : @MinumCoffeeTrja
Via SMS (Only) : 082347638725
Melayani pembelian u/ eceran, dan siap mensuplay Coffeshop,Cafe,Resto,Hotel,Kedai/warung kopi,dll yg membutuhkan kopi Single Origin Toraja yg berkualitas langsung dikirim dr Rantepao – Toraja Utara,Siap kirim Sel.Indonesia
Salam kenal…udah pernah coba kedai kopi KIDO? Baru buka sekitar 2 minggu siih…menunya serba kopi tp kopi home made. Ada cappucino, latte, mocchacino, americano dll…tempatnya cuma tenda sih, murah koq. Kopinya dibrew pke moka pot n french press. Alamatnya di Indraprasta jl. Kresna Raya
Hi Vika, salam kenal. Pagi ini saya bangun dan langsung kepengen ke Bogor. Sebenarnya ini sudah saya rencanakan sejak kemarin. Niatnya mencoba sesuatu yang baru. Begitu bangun tidur, saya googling soal kedai kopi di Bogor dan menemukan blog kamu. Saat ini saya di Kedai Telapak sambil menulis tulisan ini buat kamu. Terima kasih untuk tulisan kamu soal kedai kopi di Bogor, sangat membantu. Semoga kita bisa ketemu kapan-kapan (rumah kamu dekat Kedai Telapak, kan?)
Halo Septa, Makasih yaa udah baca blog aku. Rumahku gak terlalu jauh dr Telapak, lewat belakang bisa naek ojek. Semoga kapan2 bisa ketemu yaa.. Thank you!