gak ada yang ideal..


Opini / Tuesday, June 10th, 2008

Setelah banyak kejadian yang aku alami, semakin kesini Alhamdulillah rasanya, karena aku semakin bisa memandang segala “ketimpangan” yang terjadi di sekelilingku dengan lebih bijaksana. Setelah ada satu milestone baru di keluargaku yang harus kuterima dengan lapang dada.  Lalu menghimpun dan mengambil hikmah dari semua yang aku dengar dan aku rasa.

 

Setiap hari rasanya aku tidak pernah absen mendengar keluhan orang-orang disekitarku, atau bahkan aku sendiri yang mengeluh. Dari hal-hal kecil seperti tampang si bos yang kayak angka delapan yang bikin jiper. Lalu seorang teman lain mengeluhkan seorang rekan kerja lain yang katanya hanya “sok sibuk” atau yang lagi in di kantorku adalah masalah internet yang up dan down yang memperlambat kerja dan komunikasi. Ada lagi yang mengeluh tentang cowok (again…) termasuk gue juga  kali.. (Hehhehe..). Dan semua peristiwa peristiwa maupun besar yang sering bikin mulai berpikir; harusnya begini,..bagusnya yang begitu,..kok begitu sih,..bla..bla.. Dan dimulailah pencarian kambing hitam alias “melempar bola” dari semua ketidaksempurnaan.

 

Semua dikeluhkan. Manusiawi sih..manusiawi banget. Tapi aku kok lama-lama merasa capek dengan semua keluhan.  Capeknya bukan karena keluhan itu, tapi capek kenapa harus mengeluh. Kita suka lupa kalo mengeluh itu adalah penyedot energy terbesar yang akhirnya malah bikin kita lupa untuk melakukan hal-hal untuk menepis semua keluhan itu..

 

Itu baru hal-hal kecil dalam keseharian. Sementara masalah hidup bisa jadi lebih spektakuler dari itu. Bayangan hidup yang ideal seperti keluarga yang bahagia, pasangan yang mencintai sepenuh hati, anak-anak yang sehat, rejeki yang cukup (atau malah berlebih) kadang-kadang hanya ada di cerita. Kenyataannya selalu ada yang “kurang lengkap” dalam hidup.  Itu yang bagi sudah berkeluarga, yang belum kerap mengeluhkan kesendirian, kesepian kalau pun punya pacar; pacar yang “gak bener”, hubungan yang tidak jelas, orang “salah” , dikecewakan, disakiti. Yang menyadarkan kita ternyata romantisme itu bener-bener cuman ada di film India. Intinya semua hal yang bisa membuat kita merasa jadi orang paling tidak beruntung di dunia, bikin kita pengen protes tapi gak tau sama siapa, pengen marah tapi entah ke siapa, ingin lari dari kenyataan, tapi gak tau harus lari kemana. Parahnya, sampai level tertentu hal-hal begini bisa orang jadi orang stress dan akhirnya desperado..

 

Kalo dipikir-pikir lagi, apa sih yang ideal dalam hidup ini? Apa sih yang sempurna ? Mungkin ketidak-idealan dan ketidaksempurnaan dipicu dari apa-apa yang tidak kita miliki sementara hal itu dimiliki orang lain. Rumput tetangga memang selalu lebih hijau. Atau bisa juga ditimbulkan dari pakem-pakem yang tumbuh di masyarakat. Harus A, harus B padahal tanpa A atau B sebenarnya tidak ada yang salah atau kabar baiknya lagi mungkin ketidaksempurnaan itu bukan dosa.  Kini aku mencoba mengorek-ngorek diri sendiri untuk menyadari bahwa ketidak-idealan dan ketidaksempurnaan itu adalah blessing in disquise. Hikmah terselubung. Sesuatu yang diselipkan Tuhan ke diri kita agar kita bisa melihat bahwa karunia hidup itu gak sama untuk kacamata semua orang. Bahwa ukuran setiap orang akan kebahagian itu bisa berbeda-beda. Aku gak bisa maksain ukuranku untukmu, aku bahagia dengan jalanku yang mungkin aneh buatmu begitu pun sebaliknya.

 

To Mbak Tantri.. Yes, besyukur itu adalah obat dari segala penyakit…


Hits: 261
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *