menulis itu pekerjaan hati


Opini / Monday, January 2nd, 2012

Sejujurnya saya suka sirik kalo jalan jalan ke blog orang yang foto-fotonya banyak dan keren. Pengen rasa seperti mereka, tapi sayang ternyata itu bukan “takdir” saya. Pernah beberapa kali saya coba bikin postingan dengan heboh krasak krusuk cari foto yang bagus dan saya anggap bisa mewakili apa yang saya rasakan. Agaiiin…, sayangnya fotonya tetep aja gak keren, meski udah sekian banyak aplikasi iPad dari yang free sampai yang bayar saya gunakan.

Hiks..

Tapi sudahlah, memang spek orang beda-beda. Finally saya tau, kekuatan blog saya bukan di foto-foto yang terkadang malah memperlama proses loading situs kita, tapi justru di tulisan dan artikel yang saya  tulis dengan pikiran dan perasaan sendiri. Loh, nulis pake perasaan toh? Yess!! Absolutely yess!! Menurut saya menulis itu pekerjaan hati. Mungkin blogger lain menyampaikan itu dengan bahasa gambar, tapi saya mencoba menyampaikan itu dengan bahasa tulisan.  Saya percaya,  kenapa penulis penulis kaliber tulisannya enak dibaca, karena mereka menulis dengan hati.  Hati manusia kan bahannya sama, jadi stimulus apapun yang diberikan (termasuk bahasa tulisan) akan pula berdampak sama.

Saya pun percaya, apapun yang dibuat dengan hati, maka tersampaikannya juga melalui hati.

Menulis pada dasarnya bukan pekerjaan teknikal yang bisa didesak desak oleh deadline. Hmm..susah-susah gampang sih, ya… Kalau penulis profesional pasti sudah sangat tahu bagaimana caranya memunculkan mood dan menghilangkan rintangan agar ketika mereka bekerja  hati dan perasaan juga terbawa dalam tulisan.

Bagaimana dengan tulisan ilmiah? Hemm.. sama aja sih, sama-sama memerlukan hati untuk menyelesaikannya, tapi kalo yang ini lebih capek lagi.. tambahin hati dan niat untuk baca jurnal dan referensi. Hahahahah..

*senin sore tanpa makna*

Hits: 605
Share

8 Replies to “menulis itu pekerjaan hati”

  1. sama nyak… kalo lagi males nulis.. isinya secuprit2… macem twitting di blog.. plus skarang lagi suka bikin kolase poto2… nulisnya pun kadang suka ga puguh.. tapi kan namanya personal blog, suka2 kita bukan?! *ini comment apa ya?*

  2. […] Jadi diri sendiri! Tulisan kita sejatinya adalah jati diri kita. Banyak orang yang mencoba menggunakan cara dan gaya penulis yang sudah tenar. Yah, gak ada salahnya sih, tapi terus menerus menulis dengan cara orang akan membuat kebosanan dan kelelahan (lelah hayati, bang,,,) Tidak usah berpikir bahwa menulis harus sesuai pola bahasa yang baku. Tulisan itu sama seperti bahasa, kuncinya komunikatif alias nyambung dengan pembacanya. Untuk menemukan gaya masing-masing, jalan satu-satunya: mulailah menulis! Seorang teman pernah bercerita, bahwa dia masih bingung mau menulis, padahal sudah ikut kursus. Balik lagi, teori is nothing tanpa praktek. Membiasakan diri menulis memang tidak mudah, tapi percayalah…kalau sudah dijalani pasti jadi candu. […]

  3. Iya y mbak, aq juga baru belajar belatih nulis. yah bahasanya juga semau gw aja kan ya. tapi kalo dibaca ulang suka malu, jadinya saya gak mau baca ulang tulisan yang saya tulis karena malu nti orang anggapannya gimana ya..hahahha

    Pernah waktu ketinggalan paket sepatu anakku di kantor karena aq kelupaan, suami keukeuh pengen balik lagi ke kantor aq padahal qt udah mo nyampe rumah. Sepanjang jalan, wahh..ini bisa nih buat tulisan di blog, sepanjang jalan juga aq udah nyusun kata per kata. Tapi ya pas diketik malam kok rasanya kurang ber”hati” ya? hahahaha

    Jadinya sampai sekarang cerita sepatu itu masih draft deh. 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *