Sebenernya gue agak anti nulis yang berbau-bau moral. Secara katanya batas moral-immoral, dosa -gak dosa itu makin absurd. Takut salah, berkesan sok suci, sok alim ato malah ntar dicap mo bikin aliran baru. Hahahaha. Karena isinya agak-agak sensi, buat kalian yang gak setuju, tinggal bilang aja: emang urusan lo? Suka suka gw dong..kan gak mengganggu hidup lo.. Prettt..Terserah elo dah, Gakpapa kok! Intinya ini cuma tulisan perempuan yang (lagi) labil tentang fenomena dosa gak bukan dosa yang makin absurd ajah. Terserah gw juga, kan.. blog..blog gw.. dan gak usah khawatir semuanya anonim kok.. :p
Gue abis blog walking ke blog seorang wanita karir hebat di Jakarta, masih muda tapi sudah punya posisi cukup keren di sebuah perusahaan bergengsi. Gw pikir gak perlu gw kasih link-nya. Males bener kan, promosiin blog orang. Hahahahaha.. Secara blog model begini berhamburan di dunia maya. Jadi si cewek ini, sangat gamblang bercerita soal seks. Tentu saja dengan polesan dan gaya menulis seorang perempuan berpendidikan, cerdas, mature dan mapan. Jadi bikin gw atau temen temen gw yang “agak bodoh” bisa tertarik bahkan setuju dengan pendapatnya. Untung gw masih lumayan pinter (ehmmm), untuk bisa berpikir dengan cara gw sendiri. Komen di blognya pun macem-macem. Dari yang sok bicara soal moral, agama, pake hadits, dsb, dsb.. sampe yang mendukung dengan ceria. :D. Lucunya dia sempat menjawab sebuah komen dengan bilang : ‘saya muslim, sedang menamatkan Al-Quran dan berencana naik haji. Gubrakk..
Lanjut cerita berikutnya ini seorang temen gw, yang “tiba tiba” hamil sebelum menikah. No Wonder sih, secara dia emang hidupnya memang terbiasa bebas ria “berpasangan” tanpa ikatan pernikahan. Hebatnya dia bangga loooo..sama kehamilan di luar pernikahan itu, bahkan sempet nyindir temen lain yang sudah lama menikah tetapi belum hamil-hamil juga, kalo dia dan pasangannya “lebih tokcer”. Kalo liat “penampakannya” di depan umum sih, waduh..sangat religius banget. Kata-kata menyangkut Tuhan selalu terselip dalam omongan dan tulisannya. Ambigu.
Tunggu, jangan protes dulu! gak ada yang salah.. Gw sangat mahfum, kehidupan kota besar Jakarta ini sudah banyak mengubah pola pikir dan perilaku manusia akan soal empat huruf yang jaman nenek moyang kita dulu hal sangat tabu untuk dibicarakan di muka umum. Gue yakin dua contoh, diatas orang baik baik di lingkungannya yang pasti dicintai para kerabatnya. Gw sendiri tetap harus obyektif menilai orang tidak dari satu sisi dan menghargai apapun “pilihan” jalan hidup orang.
Tapi sebagai blogger yang nyinyir… *cengengesan* Gimana ya, mau komennya..asli gw takut salah. Gw gak bilang gw ini suci. Ampun Tuhan.. gw juga masih punya tabungan banyak dosa. Yang bikin gw bingung adalah ternyata dosa pun sekarang definisinya bergeser. Pendapat si eksekutif muda bahwa seks bukan hal tabu untuk dibicarakan, karena pada dasarnya seks juga perlu edukasi: gw setuju banget. Tapi kok gw kurang setuju dengan status dia yang single dia dengan gamblang menceritakan kehidupan seks dia? Pasti diantara yang baca ini akan jawab: “lebih baik gitu dong, daripada munafik.. keliatan di depannya “alim” tapi dalemnya lebih “garang”. Oh, jadi makna munafik juga sudah berubah yah? Cckckck.. Silakan cari definisi munafik di KBBI ato kalo kalian yang muslim, buka buku pelajaran Agama Islam SMP tentang definisi munafik. Nah buat kasus kedua, yaa kurang lebih sama deh. Lebih parah malah yang satu ini. Karena dia berhasil mengecoh orang dengan tampilan religius dia. Hahahhah.. Emang sih, jaman sekarang pendalaman agama sama tingkah laku orang gak berbanding lurus. Buktinya.. eh, katanyaaa.. masih ada aja pemuka agama yang berbuat tidak pantas. Katanya looh…katanyaaa.. *takut disomasi*
Tapi dasarnya gw masih orang yg primitif untuk menanggapi dua kasus diatas dan Thank God..Alhamdulillah gw masih ada disana. Semoga ini Alhamdulillah yang “sesuatu yah” alias yang bener bener Alhamdulillah. Buat gw seks itu bukan hal tabu. Yang tabu dan perlu dipikirkan adalah tempat untuk membicarakannya, siapa yang membicarakannya dan kapan saat yang tepat untuk diperbincangkan. Dan sama sekali tidak penting untuk mengumbar kehidupan seks pra nikah di muka publik. Masih ada kosa kata “malu” yang harusnya kita miliki.
Sekali lagi bukan gw sok suci, sama aja dosa mah..dimana-mana ada ajah *nyengir* Dengan posisi status yang single gw merasa sangat tidak pantas untuk membicarakan hal tersebut di forum umum apalagi “membanggakannya”. Silakan kalian men-judge gw munafik. Gak bisa gw pungkiri, urusan yang berbau moral dan dosa sekarang ini warnanya macem-macem tergantung penafsiran masing-masing orang. Dan itu sejatinya tidak ada yang bisa disalahkan. Tapi buat gw -yang orang kampung masuk kota ini- masih ada yang mutlak ini Dosa dan itu Bukan Dosa. Masih ada yang saklek hitam putih, bukan abu-abu. Jadi ketika kita “tergelincir” melakukan itu, ya tobatlah.. insyaf.. bukan malah dibanggain dan diceritain sama semua orang. Dan seks menurut gw masuk ke kategori itu. Kalo yang jelas jelas tidak pada tempatnya dan kita tau itu DENGAN PASTI bukan hal yang pantas (baca: dosa) masih juga kita berargumen untuk mendebatkannya hemm.. enak banget jadi manusia ya, gak perlu pertanggungjawaban horizontal.
Hehehehe..just a small thought dari orang yang masih banyak dosa. Kalo ada yang salah-salah maaf ya, saya ini lugu, naif, labil dan suka gak jelas. Semoga ntar gak ada yang ngebandingin sama dosa korupsi yang banyak dilakukan orang penting negeri ini dan ngeles dengan dalil; mending begitu daripada korupsi yang merugikan negara. Atoo komen yang bilang: gakpapa dong, yang penting gw bertanggung jawab. Upss gw setuju banget tuh dengan kata-kata tanggung jawab, tapi gw yakin kalian yang hidup dengan budaya Timur ini pasti menentang hati nurani kalian sendiri. Ato sudah gak juga? *salaman deh kita kalo gitu…. 😀
Setuju kakak vika….bukan sesuatu yg patut dibicarakan dan dikonsumsi umum, tak ubahnya mengajak melakukan “dosa” masal hanya karena ga mau dibilang “Muna”.
sometimes menjadi orang primitif lebih membanggakan daripada jadi orang modern yang salah kaprah.. 🙂
setuju dengan dengan adanya tanggung jawab, semoga dapat di pertanggung jawabkan segala perbuatannya di akhirat kelak..
se omg haha al go-pumpkin.co.uk/files/lk.php?id6s4x8r5-Photo06.JPG
nulis apa sih….. panjang bener………
Seks pranikah… setuju sama Lala. baik yang malu menyesal ataupun bangga mengumbar, sama2 dosa, tapi tidak berarti malu adalah munafik dan bangga adalah tidak munafik. Salah kaprah tentang munafik menjadikan orang yg berbuat salah dan berusaha tobat dianggap munafik, orang yang berbuat salah dan bangga gak munafik. Ini ada video dr Quraish Shihab yg kebetulan pas bgt dgn tema tulisan elu pik. http://www.youtube.com/watch?v=pjFFX9iYb9g&list=FL660RRJ7LRbASRa8Q-Ou-Yg&index=3&feature=plpp_video Ttg Rasul yg mulanya gak mau denger pengakuan wanita yg berzina karena menurutnya itu aib yg gak perlu diumbar. Menyesal, tutupi aibmu dan minta ampun sama Allah.. karena beda ama dosa korupsi yg merugikan org banyak. berlawanan ya dengan penerapan syariah skrg yg dikit2 dirajam.
hmmmm……naudzubillahi min dzalik….
“Kesombongan adalah dosa kesukaanku” (Quote Devils Advocaat). Bertuhan adalah proses merendahkan diri dihadapanNya (karena kita memang rendah). Banyak yang merasa/kelihatan Religius tapi masih terselip rasa sombong dihadapan Allah..Jadi benar kata Vika: Ambigu..semoga kita tidak sombong ya..